Masih Cocokkah Menjadi Dokter Spesialis Saat Ini Secara Profesional & Finansial? - Diskusi Dokter

general_alomedika

Dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak calon dokter dan bahkan dokter muda yang mulai mempertanyakan: benarkah menjadi dokter spesialis adalah jalur...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Masih Cocokkah Menjadi Dokter Spesialis Saat Ini Secara Profesional & Finansial?

    Dibalas 21 jam yang lalu
    dr. William Alexander Setiawan, SpOG
    dr. William Alexander Setiawan, SpOG
    Dokter Spesialis Kandungan

    Dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak calon dokter dan bahkan dokter muda yang mulai mempertanyakan: benarkah menjadi dokter spesialis adalah jalur karier terbaik bagi seorang dokter, baik secara profesional maupun finansial?


    Untuk menjadi seorang spesialis, kita rela mengorbankan waktu 4–6 tahun masa produktif. Biaya pendidikan hingga mencapai ratusan juta. Tekanan mental dan fisik luar biasa, jam kerja panjang, tanggung jawab klinis tinggi, serta keterbatasan mencari penghasilan tambahan. Waktu bersama keluarga pun tersita.


    Ironisnya, begitu lulus pun, banyak dokter spesialis yang harus memulai dari nol. Persaingan antar sejawat semakin ketat, pendapatan belum tentu stabil, dan banyak yang masih dibebani utang pendidikan atau keharusan membantu keluarga. Ada yang hanya bisa praktik di 1-2 tempat karena minimnya slot, sementara sebagian lagi harus “berjuang” dengan tarif jasa medis yang tidak sebanding dengan keahlian dan pengorbanan mereka.


    Di sisi lain, dokter umum kini punya lebih banyak peluang. Klinik pribadi berkembang pesat. Karier non-klinis makin terbuka seperti contohnya menjadi edukator, digital content creator, entrepreneur, medical writer, dan sebagainya. Waktu dan fleksibilitas pun lebih besar dibanding PPDS.


    Hal ini memunculkan keraguan. Apakah jalan menjadi dokter spesialis masih worth it di era sekarang, ataukah kita sedang mempertahankan sistem yang sudah tidak relevan dengan realita masa kini?


    Berangkat dari keraguan tersebut, sehingga menimbulkan pertanyaan
    “Dengan biaya pendidikan yang tinggi, durasi pendidikan yang panjang, serta ketidakpastian finansial pasca lulus, apakah profesi dokter spesialis masih merupakan pilihan karier terbaik secara finansial dan kehidupan jangka panjang?”


    Pertanyaan ini penting, bukan untuk merendahkan profesi spesialis, tapi justru agar kita bisa menyusun masa depan profesi ini dengan lebih realistis dan terencana.


    Bagaimana menurut sejawat sekalian?
    Kalau kamu dokter umum, apakah kamu masih tertarik lanjut spesialis?
    Kalau kamu sudah spesialis, apa yang ingin kamu sampaikan kepada adik-adik sejawat ?

23 jam yang lalu
Saya masih dokter umum dan baru saja selesai iship, Dok. Sejak koas sebenarnya saya mulai tidak tertarik melanjutkan ke spesialis dengan alasan seleksi masuk yang ketat dan masa pendidikan yang sulit. Tapi sebagaimana calon dokter pada umumnya yang memandang dokter yg "makmur" adalah dokter spesialis, saya memaksakan diri untuk membuka hati pada jalur profesi ini. Tapi semakin ke sini, saya mencari-cari jalur karir yang lain karena setelah iship, saya baru sadar kalau pilihan karir seorang dokter itu luas.
23 jam yang lalu
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
Dokter Spesialis Kandungan
Terima kasih sudah jujur dok. Apa yang dokter rasakan, saya yakin banyak juga yang merasakannya, tapi tidak semua berani mengungkapkan.


Kita tumbuh dengan narasi bahwa “spesialis = sukses.” Tapi setelah melewati iship, dunia terlihat lebih luas ya dok. Dan kita mulai sadar, ternyata banyak jalan untuk tetap berdampak, tetap bermakna, tanpa harus memaksakan satu jalur.


Kalau hari ini dokter sedang mencari arah baru, menurut saya itu bukan kelemahan. Itu justru tanda keberanian. Karena yang terpenting bukan gelar, tapi hidup yang selaras dengan hati dan tujuan.


Semangat terus dok. Dunia medis butuh lebih banyak dokter yang memilih jalan dengan sadar, bukan karena tekanan.

23 jam yang lalu
Tapi salah satu dokter spesialis senior di wahana saya pernah bilang kalau dokter umum tetap harus sekolah lagi, entah itu spesialis atau S2. Yang penting sekolah lagi, kata beliau. Kalau pendapat dokter sekalian, bagaimana ya?
23 jam yang lalu
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
Dokter Spesialis Kandungan
Saya setuju belajar itu penting. Tapi belajar tidak selalu berarti sekolah formal. Apalagi di jaman sekarang, banyak dokter berkembang luar biasa lewat jalur non-tradisional seperti workshop, sertifikasi, bahkan belajar dari lapangan dan pengalaman membangun sesuatu.


Yang penting menurut saya “kita terus bertumbuh”, bukan sekadar mengejar gelar.
Dan tujuan akhirnya bukan sekadar jadi “lebih tinggi,” tapi jadi lebih berdampak dan bermakna, buat diri sendiri dan orang lain.


Jadi bukan soal “harus sekolah,” tapi lebih ke
“Sekolah untuk apa? Dan apakah itu sejalan dengan panggilan hidup kita?”

21 jam yang lalu
dr. I Gede Bagus Arya Maharta, Sp.OG
dr. I Gede Bagus Arya Maharta, Sp.OG
Dokter Spesialis Kandungan
Terima kasih dokter, izin menjawab.. Menurut saya  menjadi Spesialis atau tidak itu merupakan pilihan personal tiap orang, tapi di era digital saat ini jika kita mengacu terhadap sisi Finansial, Spesialis bukanlah satu2nya pilihan. Dengan mempertimbangkan dari durasi waktu pendidikan yang tergolong lama dan kita tidak mendapatkan income, serta jika lulus pun dengan jumlah Dokter Spesialis yang sangat banyak tidak akan menjamin kita settle secara finansial.Kembali lagi kepada kemauan pribadi, apakah ingin mengejar income atau meningkatkan skill dan pengetahuan untuk mengabdi ke masyarakat. Jika hanya mengacu kepada finansial sebagai  Dokter umum saja kita sudah bisa meningkatkan income seperti, membuat usaha klinik/ Praktek pribadi dan bekerja sama dengan B*JS, meningkatkan skill dibidang kecantikan hingga berkecimpung dibidang entertain  seperti menjadi konten kreator.Terima kasih dokter 🙏🏻🙏🏻
21 jam yang lalu
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
Dokter Spesialis Kandungan
Luar biasa, Dok. Saya setuju ini soal pilihan personal, bukan dogma.


Kadang kita terlalu cepat menyamakan “dokter sukses = harus spesialis,” padahal makna sukses sendiri bisa sangat luas, bisa berdampak, bisa berkembang, dan bisa hidup dengan tenang serta bermakna.


Era sekarang membuka banyak pintu. Dan ya, finansial bukan monopoli gelar. Yang penting kita tahu apa yang kita kejar—income, makna, atau keduanya

21 jam yang lalu
Cintai yang kita kerjakan.. hidup itu seperti lari marathon  bukan sprint race.. bbrp pedoman hidupku sbg dokter ^^ .. sempat ambil spesialis di UI tapi gak lanjut, gpp tapi nyesel bgt.. jadi gak tau juga, mending DU spt skrg atau mending DS, ya^^ .. yang pasti di usia skrg, kok bisa, ya, aku mengagumi rintik hujan 😅
21 jam yang lalu
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
dr. William Alexander Setiawan, SpOG
Dokter Spesialis Kandungan
Ah dok… ini jujur banget, dan justru itu yang bikin kalimatnya ngena banget.


Hidup memang ibarat marathon. Kadang kita berhenti di tengah, menengok ke belakang, lalu bertanya, “Kalau waktu itu aku lanjut, gimana ya?” Tapi di saat yang sama, kita juga bisa menemukan keindahan yang tak kita rencanakan.


Dan mungkin, hidup memang bukan soal benar atau salah memilih jalur, tapi bagaimana kita tetap berjalan dengan hati yang utuh.


Terima kasih sharingnya dok. Cerita ini nggak cuma menguatkan, tapi juga mengingatkan bahwa kita semua sedang tumbuh dengan cara kita masing-masing.