Alo, Dokter,

Untuk produksi ASI yang berkurang, jika masih memungkinkan, alangkah baiknya apabila diupayakan sebaik mungkin. Misalnya dengan rutin pumping agar siklus produksi ASI tetap terangsang on demand. Jika terasa sangat sulit, ada baiknya untuk mengonsultasikan hal tsb pada konsultan laktasi. Misalnya kalau ASI sulit diberikan secara langsung pada bayi, mungkin bisa coba berikan ASI perah melalui media pengganti, seperti sendok, pipet, atau cupfeeder. 

Sedangkan mengenai pemberian MPASI, seperti yang kita ketahui idealnya setelah bayi berusia di atas 6 bulan, hanya saja memang pada bbrp kondisi sudah bisa dimulai sejak usia 4 bulan, khususnya bagi bayi yang kesulitan terpenuhi nutrisinya dengan ASI saja di usia tersebut. Namun, tentunya dengan memperhatikan faktor kesiapannya untuk diberi makan, seperti:

· Sudah bisa duduk, baik duduk sendiri ataupun dengan bantuan

· Menunjukkan ketertarikkan dengan makanan

· Refleks mendorong benda dari mulutnya sudah hilang, artinya bayi sudah dapat memindahkan makanan dari mulut ke kerongkongan

· Berat badan setidaknya 2x BB lahir

Menurut panduan IDAI: 

Makanan Pendamping ASI mulai diberikan pada usia 6 bulan, namun bila ASI tidak mencukupi maka MPASI dapat diberikan paling dini pada usia 4 bulan (17 minggu) dengan menilai kesiapan oromotor seorang bayi untuk menerima makanan padat.

https://www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/rekomendasi-praktik-pemberian-makan-berbasis-bukti-pada-bayi-dan-batita-di-indonesia-untuk-mencegah-malnutrisi

Saran saya, jika keluarga mempertimbangkan pemberian MPASI dini, sebenarnya sah-sah saja selama sudah memperhatikan syarat-syaratnya, serta risk & benefitnya, selain itu ada baiknya untuk mengonsultasikan sang anak terlebih dahulu pada dokter anak, untuk memastikan keamanan memulai MPASI dini yang sesuai dengan kondisi sang anak.

Demikian, Dok. CMIIW.