Alodokter selamat siang dok saya mau tanya bagaimana tatalaksana awal untuk pasien dengan overdosis pct yg datang ke igd? Minggu lalu saya kedatangan pasien...
Antidot untuk overdosis parasetamol - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Antidot untuk overdosis parasetamol
Alodokter selamat siang dok saya mau tanya bagaimana tatalaksana awal untuk pasien dengan overdosis pct yg datang ke igd? Minggu lalu saya kedatangan pasien yg meminum 34 tablet parasetamol secara langsung, saat diperiksa tanda vital normal. Tatalaksana awal apa dan antidotum apa yg dapat saya berikan pada pasien di igd? Terima kasih
Alo dokter
Risk assessment untuk kejadian overdosis adalah :
- Berapa jumlah dosis yang masuk dalam tubuh
- Kapan terjadinya, kapan terakhir minum obat, apakah single ingestion atau multiple ingestion
- Bagaimana karakter pasien : usia, berat badan, riwayat chronic alcoholic
Berdasarkan kasus di atas, pasien meminum 34 tablet PCT x 500mg = 17.000 mg.
Dosis toksik PCT diketahui >200 mg/kg.
Diperkirakan pasien dewasa, dengan berat badan 70 kg, maka dosis toksik nya 14.000 mg. Berarti pasien ini telah meminum PCT dalam dosis toksik yang bisa merusak livernya.
Bila pasien minum secara langsung dan tidak diketahui waktu nya secara pasti, maka bila diperkirakan sudah lewat 8 jam pasien perlu di cek fungsi liver SGPT dan SGOT. Bila hasil nya normal dan tidak ada tanda-tanda gangguan liver seperti nyeri perut, mual atau muntah, maka pasien tidak perlu pengobatan.
Apabila kadar SGPT > 100 U/L, maka indikasi pemberian antidotum menggunakan NAC (Acetylcysteine).
Pemberian NAC juga dianjurkan apabila hasil SGPT / SGOT dari laboratorium tertunda lebih dari 24 jam.
Peak serum concentration obat PCT antara 1-2 jam, maka tindakan gastric lavage di RS biasanya sudah terlambat.
Referensi : https://www.mja.com.au/sites/default/files/issues/203_05/Guidelines_paracetamol_Aus_NZ_2015.pdf
https://www.alomedika.com/penilaian-risiko-intoksikasi-paracetamol
Silahkan.
Sumber : https://www.starship.org.nz/guidelines/paracetamol-poisoning/
Utk kasus keracunan parasetamol bisa dirangsang muntah, pemberian arang aktif dan antidotum asetilsistein. Berikut detailnya dok : http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/Mengatasikeracunanparasetamol.pdf
Namun, pada jurnal ini dikatakan bahwa arang aktif lebih efektif dibanding induksi muntah dan gastic lavage.
http://www.japi.org/november_2017/13_ra_novel_regimens.pdf
Saya setuju juga harus digali kembali alasan pasien konsumsi obat, apakah ada latar belakang gangguan psikiatri.l seperti ide/niat bunuh diri.
Alo dokter!
Ingin menekankan kembali apa yang telah disampaikan dokter Tini di atas. Sebelum memberikan penanganan pada pasienm terlebih dahulu tentukan apakah dosis yang dikonsumsi mencapai dosis toksik atau tidak. Jika tidak, maka tidak perlu ditata laksana. Kita sering kali langsung otomatis memberikan asetilsistein, karbon aktif, atau bilas lambung padahal belum tentu terapi tersebut diperlukan. Selengkapnya di link berikut ini:
https://www.alomedika.com/penilaian-risiko-intoksikasi-paracetamol
Lalu untuk pemberian karbon aktif perlu diingat bahwa fungsi obat ini hanya untuk menurunkan absorpsi obat toksik sehingga tidak lagi efektif jika diberikan lebih dari 4 jam setelah konsumsi obat toksik.
Selain itu, bilas lambung dan induksi muntah tidak disarankan karena risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan manfaat. Namun, pada setting daerah terpencil dengan fasilitas kesehatan terbatas, tentunya masih dapat dipertimbangkan untuk dilakukan dengan mempertimbangkan risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Selengkapnya di artikel Alomedika berikut ini:
https://www.alomedika.com/bilas-lambung-untuk-kasus-keracunan
Alo dokter
Risk assessment untuk kejadian overdosis adalah :
- Berapa jumlah dosis yang masuk dalam tubuh
- Kapan terjadinya, kapan terakhir minum obat, apakah single ingestion atau multiple ingestion
- Bagaimana karakter pasien : usia, berat badan, riwayat chronic alcoholic
Berdasarkan kasus di atas, pasien meminum 34 tablet PCT x 500mg = 17.000 mg.
Dosis toksik PCT diketahui >200 mg/kg.
Diperkirakan pasien dewasa, dengan berat badan 70 kg, maka dosis toksik nya 14.000 mg. Berarti pasien ini telah meminum PCT dalam dosis toksik yang bisa merusak livernya.
Bila pasien minum secara langsung dan tidak diketahui waktu nya secara pasti, maka bila diperkirakan sudah lewat 8 jam pasien perlu di cek fungsi liver SGPT dan SGOT. Bila hasil nya normal dan tidak ada tanda-tanda gangguan liver seperti nyeri perut, mual atau muntah, maka pasien tidak perlu pengobatan.
Apabila kadar SGPT > 100 U/L, maka indikasi pemberian antidotum menggunakan NAC (Acetylcysteine).
Pemberian NAC juga dianjurkan apabila hasil SGPT / SGOT dari laboratorium tertunda lebih dari 24 jam.
Peak serum concentration obat PCT antara 1-2 jam, maka tindakan gastric lavage di RS biasanya sudah terlambat.
Referensi : https://www.mja.com.au/sites/default/files/issues/203_05/Guidelines_paracetamol_Aus_NZ_2015.pdf
https://www.alomedika.com/penilaian-risiko-intoksikasi-paracetamol
Alo dokter
Risk assessment untuk kejadian overdosis adalah :
- Berapa jumlah dosis yang masuk dalam tubuh
- Kapan terjadinya, kapan terakhir minum obat, apakah single ingestion atau multiple ingestion
- Bagaimana karakter pasien : usia, berat badan, riwayat chronic alcoholic
Berdasarkan kasus di atas, pasien meminum 34 tablet PCT x 500mg = 17.000 mg.
Dosis toksik PCT diketahui >200 mg/kg.
Diperkirakan pasien dewasa, dengan berat badan 70 kg, maka dosis toksik nya 14.000 mg. Berarti pasien ini telah meminum PCT dalam dosis toksik yang bisa merusak livernya.
Bila pasien minum secara langsung dan tidak diketahui waktu nya secara pasti, maka bila diperkirakan sudah lewat 8 jam pasien perlu di cek fungsi liver SGPT dan SGOT. Bila hasil nya normal dan tidak ada tanda-tanda gangguan liver seperti nyeri perut, mual atau muntah, maka pasien tidak perlu pengobatan.
Apabila kadar SGPT > 100 U/L, maka indikasi pemberian antidotum menggunakan NAC (Acetylcysteine).
Pemberian NAC juga dianjurkan apabila hasil SGPT / SGOT dari laboratorium tertunda lebih dari 24 jam.
Peak serum concentration obat PCT antara 1-2 jam, maka tindakan gastric lavage di RS biasanya sudah terlambat.
Referensi : https://www.mja.com.au/sites/default/files/issues/203_05/Guidelines_paracetamol_Aus_NZ_2015.pdf
https://www.alomedika.com/penilaian-risiko-intoksikasi-paracetamol
Utk kasus keracunan parasetamol bisa dirangsang muntah, pemberian arang aktif dan antidotum asetilsistein. Berikut detailnya dok : http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/Mengatasikeracunanparasetamol.pdf
Namun, pada jurnal ini dikatakan bahwa arang aktif lebih efektif dibanding induksi muntah dan gastic lavage.
http://www.japi.org/november_2017/13_ra_novel_regimens.pdf
Saya setuju juga harus digali kembali alasan pasien konsumsi obat, apakah ada latar belakang gangguan psikiatri.l seperti ide/niat bunuh diri.
Alo dokter
Risk assessment untuk kejadian overdosis adalah :
- Berapa jumlah dosis yang masuk dalam tubuh
- Kapan terjadinya, kapan terakhir minum obat, apakah single ingestion atau multiple ingestion
- Bagaimana karakter pasien : usia, berat badan, riwayat chronic alcoholic
Berdasarkan kasus di atas, pasien meminum 34 tablet PCT x 500mg = 17.000 mg.
Dosis toksik PCT diketahui >200 mg/kg.
Diperkirakan pasien dewasa, dengan berat badan 70 kg, maka dosis toksik nya 14.000 mg. Berarti pasien ini telah meminum PCT dalam dosis toksik yang bisa merusak livernya.
Bila pasien minum secara langsung dan tidak diketahui waktu nya secara pasti, maka bila diperkirakan sudah lewat 8 jam pasien perlu di cek fungsi liver SGPT dan SGOT. Bila hasil nya normal dan tidak ada tanda-tanda gangguan liver seperti nyeri perut, mual atau muntah, maka pasien tidak perlu pengobatan.
Apabila kadar SGPT > 100 U/L, maka indikasi pemberian antidotum menggunakan NAC (Acetylcysteine).
Pemberian NAC juga dianjurkan apabila hasil SGPT / SGOT dari laboratorium tertunda lebih dari 24 jam.
Peak serum concentration obat PCT antara 1-2 jam, maka tindakan gastric lavage di RS biasanya sudah terlambat.
Referensi : https://www.mja.com.au/sites/default/files/issues/203_05/Guidelines_paracetamol_Aus_NZ_2015.pdf
https://www.alomedika.com/penilaian-risiko-intoksikasi-paracetamol