Alo dok. Jadi untuk memahami terkait tatalaksana manajemen Px TB Paru SO (Sensitif Obat) yang putus berobat/pengobatan tidak teratur maka prinsip yg perlu diketahui adalah :
1. Sudah berapa lama konsumsi OATnya ?
2. Sudah berapa lama putus OATnya ?
3. Bagaimana kondisi klinis/pemeriksaan BTA/ TCM Sputum/Foto toraks ? Ketiga data tersebut yg akan menuntun/menentukan rencana tindakan/manajemen selanjutnya. 
- Jika konsumsi OAT sudah cukup lama yaitu ditetapkan batasan 》4 bulan dan juga durasi putus obat cukup lama 》2 minggu maka poin 3 sangat menentukan tindakan manajemen. Jika poin 3 khususnya klinis dan TCM sputum/BTA tidak mendukung ke arah TB maka Px tidak perlu lagi melanjutkan OATnya.  Namun jika poin 3 mendukung ke arah TB maka tatalaksana OAT dimulai dari awal (kembali fase intensif).- Jika durasi putus OATnya singkat atau 《 2 minggu maka poin 1 dan poin 3 tidak menjadi evaluasi utama sehingga tatalaksananya langsung saja melanjutkan sisa OAT sampai tuntas sesuai jadwal awal yaitu minimal 6 bulan pengobatan dan diberikan edukasi yg mantap bahwa pengobatan TB harus secara konsisten, teratur sesuai jadwal dan tidak boleh lagi melakukan putus obat karena meningkatkan resiko gagal pengobatan (tidak sembuh) dan terjadi TB RO (resisten obat).- Kemudian jika durasai konsumsi OAT antara 1-4 bulan maka  secara umum pengobatan OAT  juga dimulai dari awal.

Alo dokter, pengobatan dilanjut. defenisi putus obat: tidak minum obat minimal 2 bulan berturut2, kalau cuma 1 pekan, belum dianggap putus obat. kalau sudah 2 bulan pengobatan, cek bta akhir fase intensif. terima kasih

Alo Dokter, izin berdiskusi dok. Berdasarkan pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberculosis, jika pasien yang terdiagnosis TB pengobatan masih < dari 4 bln dan putus obat masih < 2 minggu, pengobatan OAT dapat dilanjutkan sesuai jadwal dok. 
Selain itu pada pasien tersebut juga sebaiknya dijelaskan dok agar meminum obat secara teratur. Hal tersebut penting dikarenakan untuk mencegah agar tidak terjadi resistensi di kemudian hari.

Berikut kami lampirkan referensi lainnya yang saya baca🙏🏻 
https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/UMUM_PNPK_revisi.pdf

CMIIW. Mungkin ada TS lain yg ingin menambahkan. 🙏🏻

kalau gejala klinis masih ada, sebaiknya dicek TCM/tes cepat molekuler sputum dengan genexpert/LPA lini-1 kalau ada, krn kasus putus obat termasuk kriteria kelompok risiko tinggi MDR-TB ya dok. terima kasih

Baik dok trmksh, tapi di poin 5 ada tertera BTA negetif, berarti harus cek BTA dulu kah dok ?