Alo dok. Izin diskusi.Os laki-laki usia 60 th datang dg keluhan batuk disertai dg dahak +/- 1 bulan ini. Sesak(+), demam (-). Penurunan BB (-).Nafsu mkn...
Pengobatan untuk pasien TB putus obat - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pengobatan untuk pasien TB putus obat
Alo dok. Izin diskusi.
Os laki-laki usia 60 th datang dg keluhan batuk disertai dg dahak +/- 1 bulan ini. Sesak(+), demam (-). Penurunan BB (-).
Nafsu mkn mnrun (+).
Thx : rh +/+. Dll DBN.
Rr 24x/i
Rpo : sdh 2 kli berobat namun blm ada perubahan.
RPT : sktar 2 tahun yg lalu pernah TCM dan diberikan OAT namun hanya diminum satu bulan saja.
Dan saat ini di TCM lagi, namun hasil (-).
Mohon advice nya dok..
Terimaaksih
Evaluasi selanjutnya rujuk ke dokter spesialis paru yaa dok
Nahh pada kasus ini Hbsag + memang idealnya dan diupayakan ada baseline LFT atau jika tidak, minimal bisa secara klinis tanda² ikterik, mual -muntah, hepatomegali. Jika tanda-tanda klinis tersebut dipastikan aman atau normal maka disarankan bisa tetap menggunakan langsung oat TB SO atau Kategori 1 dan diberikan hepatorotektor seperti curcuma dan juga disarankan untuk mengevaluasi secara rutin kemungkian ESO Oatnya.
ALO dokter
Ijin ikut berdiskusi
Pemeriksaan TCM bisa negatif jika sampel yg diberikan liur bukan sputum, kualitas sputum tidak baik, atau pasien memang TB paru, tetapi sampel sputum untuk tidak mengandung pita DNA bakteri tuberkuloisis, misalnya karena jumlah bakterinya sedikit.
Pemeriksaan BTA lebih disarankan. Bila klinis mendukung ke TB, bisa dilakukan pengobatan lagi. Pertimbangkan juga infeksi pneumonia karena penyebab lainnya.
Semoga membantu
Alo Dokter ijin mencoba menjawab ya,
kalau merujuk pada PNPK, tetap dicek BTA di bulan ke 2, jika positif maka dicek kembali di bulan ke 3, lalu dicek lagi di bulan ke 5 dan 6. Untuk pasien dengan riwayat pengobatan TB sebelumnya, cek BTA dilakukan di bulan ke-3.
Jika di awal pengobatan BTA negatif dan di bulan ke-2 tetap negatif, maka selanjutnya tidak perlu diperiksakan dahak, cukup dari evaluasi klinis saja.
Semoga membantu.
Link artikel:
https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1610422577_801904.pdf