Menyampaikan berita kematian kepada keluarga pasien adalah salah satu tugas dokter yang sangat penting, tetapi dirasa cukup membebani. Dibutuhkan keahlian khusus untuk menyampaikan berita buruk tersebut kepada keluarga pasien. Ketika dokter tidak memiliki keahlian yang tepat, maka menyampaikan berita kematian dapat menyebabkan konsekuensi negatif bagi pasien, keluarga, dan dokter.[1,2]
Kebanyakan dokter mengandalkan pengalaman pribadi mereka dalam menyampaikan berita kematian, karena kurangnya pelatihan selama masa pendidikan mengenai hal ini. Ketakutan yang dimiliki dokter saat menyampaikan kabar buruk di antaranya takut disalahkan, membangkitkan reaksi, tidak dapat mengekspresikan emosi, tidak mengetahui semua jawaban, dan ketakutan pribadi terhadap penyakit dan kematian. Selain itu, berita kematian yang disampaikan secara tidak memadai atau tidak sensitif dapat berdampak buruk pada keluarga pasien.[1]
Sebuah studi tahun 2016 memberikan kuesioner kepada 54 dokter di bagian Bedah di rumah sakit Universitas Baylor Dallas, terdiri dari 17 wanita dan 37 pria, serta 34 residen dan 20 spesialis. Tujuan kuesioner adalah untuk menentukan apakah diperlukan program pendidikan dalam menyampaikan berita buruk.[1]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Monden KR, Gentry L, Cox TR. Delivering bad news to patients. Proc (Bayl Univ Med Cent). 2016;29(1):101-102. doi:10.1080/08998280.2016.11929380
2. Barnett MM. Effect of breaking bad news on patients' perceptions of doctors. J R Soc Med. 2002;95(7):343-347. doi:10.1258/jrsm.95.7.343
3. Scott T. Sudden death in emergency care: responding to bereaved relatives. Emerg Nurse. 2013;21(8):36-39. doi:10.7748/en2013.12.21.8.36.e1237
4. Kent H, McDowell J. Sudden bereavement in acute care settings. Nurs Stand. 2004;19(6):38-42. doi:10.7748/ns2004.10.19.6.38.c3732
5. Bogle AM, Go S. Breaking bad (news) death-telling in the emergency department. Mo Med. 2015;112(1):12-16.
6. Naik SB. Death in the hospital: Breaking the bad news to the bereaved family. Indian J Crit Care Med. 2013;17(3):178-181. doi:10.4103/0972-5229.117067
7. Ombres R, Montemorano L, Becker D. Death Notification: Someone Needs To Call the Family. J Palliat Med. 2017;20(6):672-675. doi:10.1089/jpm.2016.0481
8. Egging D, Crowley M, Arruda T, et al. Emergency nursing resource: family presence during invasive procedures and resuscitation in the emergency department. Journal of Emergency Nursing. 2011 Sep;37(5):469-473. DOI: 10.1016/j.jen.2011.04.012.
9. Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK). Ikatan Dokter Indonesia.2002
10. Panduan Etika Medis. 2006. Pusat Studi Kedokteran Islam fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Indonesia