Efek Samping dan Interaksi Obat Pregabalin
Efek samping pregabalin sebagian besar melibatkan sistem saraf pusat dan kognisi, seperti vertigo, gangguan keseimbangan, inkoordinasi, ataksia, penglihatan kabur, dan diplopia. Interaksi obat dengan opioid, seperti morfin, dapat meningkatkan efek depresi pada sistem saraf pusat.
Efek Samping
Efek samping yang sering dilaporkan akibat penggunaan pregabalin adalah pusing, mengantuk, gangguan konsentrasi, gangguan keseimbangan, pandangan kabur, insomnia, gangguan psikiatrik, dan ensefalopati. Efek samping sistemik juga dapat muncul seperti edema perifer, mulut kering, penambahan berat badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit, tremor, mual, muntah dan konstipasi. Penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gejala ketergantungan obat.[8-11]
Efek samping pregabalin selengkapnya adalah:
- Signifikan: Hipersensitivitas, edema perifer, pusing, mengantuk, gangguan penglihatan, ideasi bunuh diri, penurunan jumlah trombosit, rhabdomyolysis, peningkatan kreatinin kinase, penambahan berat badan, perpanjangan interval PR pada EKG
- Sistem saraf: Sakit kepala, ataksia, koordinasi abnormal, tremor, disartria, amnesia, gangguan memori, gangguan perhatian, parestesia, hipoestesia, sedasi, gangguan keseimbangan, lesu
- Kardiovaskular: Takikardia, blok atrioventrikular derajat pertama, bradikardia sinus, gagal jantung kongestif, neutropenia, hipotensi, hipertensi, flushing
- Sistem indera: Vertigo, hiperakusis, penglihatan kabur, diplopia, kehilangan penglihatan tepi, defek lapang pandang, nyeri mata, astenopia, fotopsia, mata kering, lakrimasi meningkat, iritasi mata, ruam papula, urtikaria, hiperhidrosis, pruritus
- Gastrointestinal: Mual, muntah, konstipasi, diare, perut kembung, distensi abdomen, mulut kering, GERD, hipersekresi saliva, hipoestesia oral, peningkatan enzim hati
- Muskuloskeletal: Kram otot, artralgia, nyeri punggung, nyeri tungkai, pembengkakan sendi, mialgia, nyeri leher, kekakuan otot.
- Psikiatri: Suasana hati euforia, kebingungan, lekas marah, disorientasi, insomnia, halusinasi, serangan panik, kegelisahan, agitasi, agresi, apatis
- Urogenital: inkontinensia urine, disuria, disfungsi ereksi, dismenorea, nyeri payudara
- Respirasi: Nasofaringitis, dyspnoea, epistaksis, batuk, hidung tersumbat, rhinitis
- Keadaan umum: Edema, gait abnormal, kelelahan, pireksia, haus, kedinginan, asthenia, nafsu makan meningkat, anoreksia, hipoglikemia[10]
Overdosis
Gejala yang paling umum dari toksisitas pregabalin (kisaran dosis 800 mg/hari dan dosis tunggal hingga 11.500 mg) adalah mengantuk, kebingungan, gelisah, agitasi, depresi, gangguan afektif, dan kejang. Karena tidak ada obat penawar untuk overdosis pregabalin, terapi bersifat suportif.
Bilas lambung atau emesis dapat membantu menghilangkan pregabalin yang belum diabsorpsi. Karakteristik farmakokinetik pregabalin mengindikasikan bahwa metode eliminasi ekstra-korporeal, termasuk hemodialisis, dapat bermanfaat dalam situasi toksisitas berat.[1]
Interaksi Obat
Peningkatan risiko terjadinya efek samping neurologi seperti pusing, mengantuk, bingung, sulit konsentrasi akan terjadi bila pregabalin diberikan bersamaan dengan obat golongan benzodiazepin, seperti lorazepam dan alprazolam.
Peningkatan risiko terjadinya efek samping fatal akibat depresi sistem saraf pusat, seperti gangguan pernafasan hingga koma, akan terjadi bila pregabalin diberikan bersamaan dengan obat golongan opioid, seperti codeine.
Peningkatan risiko terjadinya edema perifer dan angioedema akan terjadi bila pregabalin diberikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif dan mengonsumsi obat golongan ACE inhibitor, seperti captopril dan lisinopril.[1,2,10]