Efek Samping dan Interaksi Obat Diphenhydramine
Efek samping diphenhydramine yang umum timbul adalah sedasi, gangguan fungsi motorik, konfusi, pusing, penglihatan kabur, mulut kering, palpitasi, takikardia, konstipasi, dan nyeri kepala. Antihistamin seperti diphenhydramine juga bisa memperburuk retensi urine dan glaukoma.
Penggunaan antihistamin generasi pertama, seperti diphenhydramine, tidak disarankan lagi pada praktik klinis. Hal ini karena potensi efek sampingnya yang lebih besar dan juga efikasinya yang kurang dibandingkan antihistamin generasi baru.
Minta pasien untuk tidak berkendara, mengoperasikan mesin, ataupun mengasuh anak setelah mengonsumsi obat ini.[15]
Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi dari diphenhydramine adalah somnolen, pusing, dan gangguan koordinasi. Selain itu, efek samping lainnya adalah:
- Sistem saraf pusat: sedasi, mengantuk, nyeri kepala, gangguan perhatian, penurunan kognisi
- Saluran cerna: mulut kering, konstipasi, anoreksia, peningkatan nafsu makan
- Pernapasan: sekresi bronkus mengental
- Urogenital: retensi urin, disfungsi ereksi, disuria
- Mata: pandangan kabur, pandangan ganda
- Kardiovaskuler: hipotensi, takikardia
- Kondisi umum: rasa lelah[2,11,12]
Efek samping yang berat akibat pemberian diphenhydramine berhubungan dengan toksisitas, antara lain adalah gangguan irama jantung, reaksi anafilaksis, kejang, psikosis, rhabdomiolisis, hingga penurunan kesadaran dan koma.[1,2,4]
Interaksi Obat
Interaksi obat diphenhydramine antara lain:
- Menginhibisi metabolisme obat lain: amitriptyline, amoxapine, atenolol
- Menyebabkan efek sinergis apabila dikombinasi: alkohol, benzodiazepine, antipsikotik, acetazolamide, inhibitor monoanine oxidase (MAOI), antidepresan trisiklik, atau obat dengan efek antikolinergik lain
- Meningkatkan risiko gangguan irama jantung: amiodarone, quinidin
- Meningkatkan efek obat lain: thioridazine[1,6,16]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani
Penulisan kedua oleh: dr. Michael Susanto