Loratadine
Loratadine merupakan antagonis reseptor histamin H1 generasi kedua. Loratadine biasa digunakan sebagai antialergi pada penyakit seperti rhinitis alergi dan urtikaria. Loratadine merupakan antihistamin trisiklik yang bekerja selektif di reseptor H1 perifer dan menghambat aktivitas histamin pada sel target. [1,2]
Bentuk sediaan loratadine yang ada di Indonesia berupa tablet dan sirup, yang dapat digunakan untuk penanganan alergi seperti urtikaria dan rhinitis alergi. Loratadine memiliki durasi kerja yang panjang dan efek sedatif yang rendah. Obat ini dimetabolisme di hepar oleh enzim CYP3A4 dan CYP2D6 dengan metabolit aktif yaitu descarboethoxyloratadinee. Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan penurunan fungsi ginjal. [1-4]
Nama kimia : C22H23ClN2O2 / ethyl 4-(8-chloro-5,6-dihydro-11H-benzo[5,6]cyclohepta[1,2-b]pyridin-11-ylidene)-1-piperidinecarboxylate [1]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Loratadine
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antialergi dan obat untuk anafilaksis [5,6] |
Subkelas | Antialergi [5,6] |
Akses | Resep dokter [3] |
Wanita hamil | Kategori FDA:B[7]; Kategori TGA:B1 [8] |
Wanita menyusui | Metabolit diekskresikan di ASI, sebaiknya dihindari. [3] |
Anak-anak | Diperbolehkan |
Infant | Keamanan untuk anak <2 tahun belum terbukti |
FDA | Approved [9] |