Efek Samping dan Interaksi Obat Amoxicillin
Efek samping amoxicillin atau amoksisilin umumnya ringan, berupa mual, muntah, diare, dan staining gigi. Amoxicillin sebaiknya dihindari pada pasien dengan riwayat alergi penicillin. Interaksi obat amoxicillin utama adalah dengan pil kontrasepsi, allopurinol, dan obat antibiotik golongan lain.[1,3]
Efek Samping
Efek samping amoxicillin yang umum terjadi (1‒10%) adalah mual, diare, nyeri abdominal, skin rash, nyeri kepala, dan penyimpangan rasa di lidah. Penggunaan dalam jangka waktu panjang sering menyebabkan tumbuhnya jamur, seperti oral thrush dan vulvovaginitis akibat infeksi jamur.[3]
Pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penicillin, penggunaan amoxicillin dapat menimbulkan reaksi alergi, bahkan reaksi anafilaksis.[3]
Efek samping berat yang jarang terjadi di antaranya hepatitis, cholestasis jaundice, kandidiasis mukokutan, leukopenia, neutropenia berat, agranulositosis, anemia hemolisis, trombositopenia, nefritis interstisial, konvulsi, dizziness, dah hiperkinesia.[3]
Interaksi Obat
Efektivitas amoxicillin dapat menurun jika diberikan bersama pil kontrasepsi atau antibiotik golongan lain, seperti chloramphenicol, makrolid, sulfonamid, dan tetrasiklin.[2,3]
Interaksi obat lain dapat terjadi jika amoxicillin digunakan bersama obat berikut:
- Antikoagulan (warfarin dan dabigatran): pemanjangan prothrombin time
-
Allopurinol: peningkatan risiko skin rash
Probenecid: penurunan sekresi amoxicillin di tubulus ginjal, sehingga konsentrasi amoxicillin dalam serum meningkat dan berkepanjangan
Methotrexate: Penurunan klirens metotreksat di ginjal, sehingga konsentrasi metotreksat meningkat dan mengakibatkan toksisitas hematologi dan gastrointestinal[2,3]
Penggunaan amoxicillin juga dapat memberikan reaksi positif palsu dalam tes glukosa urin menggunakan Clinitest, larutan Benedict, atau larutan Fehling.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini