Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Daptomycin
Penggunaan daptomycin pada kehamilan dianggap cukup aman, namun perlu berhati-hati karena data ilmiah yang ada masih terbatas.[1,9,12]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan daptomycin dalam kategori B. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Sementara itu, TGA memasukkan daptomycin dalam Kategori B1. Artinya, jumlah pasien hamil dan menyusui yang mengonsumsi obat tersebut masih terbatas. Observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin. Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin.
Penelitian pada hewan coba berupa tikus dan kelinci tidak menunjukkan adanya gangguan perkembangan pada janin saat diberikan dosis 2 dan 4 kali lipat dosis yang direkomendasikan. Namun, pada dosis 4 kali lipat ditemukan penurunan berat badan maternal baik pada tikus maupun kelinci.[12] Karena studi pada binatang percobaan tidak selalu menunjukkan hasil yang sama dengan studi pada manusia, penggunaan daptomycin hanya disarankan jika keuntungan dianggap melebihi risiko pada pasien.[1]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak terdapat data yang adekuat mengenai ekskresi daptomycin pada ASI. Penggunaan daptomycin pada ibu menyusui harus berdasarkan pertimbangan keuntungan dan risiko, serta melibatkan pengawasan yang ketat terhadap kesehatan ibu dan bayi.[1]
Berdasarkan sebuah studi kasus oleh Cesari, et al., daptomycin disekresikan pada ASI dengan konsentrasi yang sangat rendah (0,32 μg/ml), dan rasio konsentrasi susu/plasma sebesar 0,05. Data dengan subjek yang lebih banyak diperlukan untuk merekomendasikan daptomycin secara rutin pada ibu menyusui.[4,6,18]