Efek Samping dan Interaksi Obat Dienogest
Efek samping dienogest yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala, pusing, kenaikan berat badan, jerawat, mual, rasa tidak nyaman pada payudara, dan perdarahan ireguler. Efek samping terutama dijumpai dalam 3 bulan pertama terapi. Interaksi obat dapat terjadi dengan obat lain yang dipengaruhi oleh enzim CYP3A4.[1,3,8]
Efek Samping
Dienogest jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti nyeri kepala, pusing, jerawat, kenaikan berat badan, mual, rasa tidak nyaman di payudara, atau perdarahan ireguler. Potensi efek samping selengkapnya adalah:
- Signifikan: Ketidakteraturan menstruasi, peningkatan risiko tromboemboli vena, penurunan bone mineral density (BMD), hipertensi, kloasma, kista ovarium
- Saraf: Depresi, sakit kepala, pusing, lesu, gangguan tidur, cemas, lekas marah, migrain
- Gastrointestinal: Mual, muntah, sakit perut
- Hepatik: Ikterus kolestatik, tumor hati
- Genitourinari: Perdarahan vagina, spotting
- Endokrin: Penurunan libido, peningkatan berat badan, rasa tidak nyaman pada payudara
- Muskuloskeletal: Kelemahan
- Dermatologis: Jerawat, alopesia, efek androgenik seperti hirsutisme dan rambut berminyak
- Imunologi: Hipersensitivitas[3,8]
Interaksi Obat
Interaksi obat dienogest berkaitan dengan enzim CYP3A4. Obat yang menginduksi enzim CYP3A4 dapat meningkatkan eliminasi dienogest, sehingga menurunkan efek terapi. Sementara itu, obat yang menghambat enzim CYP3A4 dapat menurunkan eliminasi dienogest, sehingga akan meningkatkan efek terapi.[6,8]
Obat yang Meningkatkan Klirens Dienogest
Obat yang dapat meningkatkan klirens dienogest antara lain phenytoin, barbituat, carbamazepine, dan rifampicin.[6,8]
Obat yang Menurunkan Klirens Dienogest
Inhibitor kuat dan moderat dari CYP3A4 dapat menurunkan klirens dienogest. Ini mencakup fluconazole, itraconazole, ketoconazole, clarithromycin, erythromycin, dan diltiazem.[6,8]