Efek Samping dan Interaksi Obat Progesteron
Efek samping yang sering timbul akibat progesteron adalah kelainan menstruasi, perubahan berat badan, pusing, perut kembung, nyeri payudara, dan kelelahan. Interaksi obat dapat terjadi jika progesteron digunakan bersama dengan estradiol, yang mana progesteron akan menurunkan area under the curve (AUC) dari estradiol.[3,10]
Efek Samping
Efek samping paling umum dari progesteron adalah gangguan menstruasi, perubahan berat badan, pusing, sakit kepala, nyeri atau perut kembung, nyeri payudara, kelelahan, nyeri muskuloskeletal, dan nyeri sendi. Potensi efek samping berat mencakup kejadian tromboemboli seperti DVT (deep vein thrombosis) atau emboli paru, peningkatan risiko kanker yang terkait hormon seperti kanker payudara, serta lesi okular.
Efek samping berdasarkan sistem organ adalah:
- Lokasi injeksi: iritasi, bengkak, kemerahan, hematoma, indurasi
- Sistem saraf: nyeri kepala, mengantuk, pusing
- Gastrointestinal: nyeri abdomen, kembung, mual, muntah, diare, konstipasi, kram, distensi abdomen
- Muskuloskeletal: nyeri sendi, nyeri muskuloskeletal, kram
- Sistem reproduksi: pembesaran atau nyeri payudara, penurunan libido, menstruasi tidak teratur, amenore, nyeri perineum, dispareunia, kandidiasis genital, perdarahan vagina, galaktorea tidak terkait persalinan
- Kulit: ruam, urtikaria, melasma, alopecia, acne, hirsutisme
- Lainnya: nyeri dada, hiperglikemia, peningkatan risiko kanker payudara[3,4,10]
Interaksi Obat
Progesteron kapsul dilaporkan dapat menurunkan AUC dari estradiol, tetapi menaikkan AUC dari estron dan equiline. Oleh sebab itu, penggunaan bersama dengan preparate estrogen perlu diperhatikan.[10]
Selain itu, penurunan bioavailabilitas progesteron juga dapat terjadi jika digunakan bersama dengan obat yang menginduksi enzim hepatik. Contoh obat-obat ini adalah carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, dan rifampicin.
Pada studi hewan, progesteron ditemukan dapat mempotensiasi aritmogenisitas dari bupivacaine. Studi lain juga menunjukkan bahwa progesteron dapat meningkatkan toksisitas kardiak dari cocaine.[4]