Pengawasan Klinis Coal Tar
Pengawasan klinis pada penggunaan coal tar diperlukan untuk mencegah peningkatan absorpsi coal tar, serta terkait efek fotosensitivitas. Selain itu, terdapat dugaan efek karsinogenik akibat coal tar, sehingga pengawasan terhadap munculnya lesi kulit juga mungkin diperlukan.
Peningkatan Absorpsi
Untuk mencegah absorpsi berlebihan, coal tar tidak boleh digunakan pada kulit yang sedang mengalami inflamasi atau terluka, misalnya eksaserbasi akut psoriasis. Penggunaan coal tar juga sebaiknya tidak dilapisi dengan bebat atau perban. Absorpsi berlebihan dapat menyebabkan terjadinya iritasi kulit dan infeksi.[5,20]
Fotosensitivitas
Coal tar dapat menyebabkan fotosensitivitas. Oleh sebab itu, pasien perlu menghindari paparan sinar matahari langsung atau sunlamp dalam 24–72 jam setelah penggunaan coal tar.[1,10]
Efek Karsinogenik
Coal tar diduga bersifat karsinogenik. Terdapat beberapa kasus penggunaan coal tar yang menyebabkan tar keratosis yang dapat hilang secara spontan, ataupun berubah menjadi karsinoma sel skuamosa. Oleh karena itu, pengawasan pada lesi kulit perlu dilakukan, terutama pada pasien yang mengeluhkan iritasi atau keratosis setelah penggunaan coal tar.[5,24]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra