Indikasi dan Dosis Tetanus Toxoid
Indikasi pemberian tetanus toksoid (TT) atau vaksin tetanus adalah sebagai imunisasi aktif terhadap tetanus dan profilaksis tetanus pada manajemen luka. Dosis imunisasi untuk semua kelompok usia adalah sama, yaitu sebesar 0,5 ml.[5,12]
Imunisasi
Beberapa sediaan vaksinasi tetanus yang tersedia di Indonesia adalah:
- DTaP: Dosis penuh vaksin diphtheria, tetanus toxoid, vaksin acellular pertussis
- Tdap: Dosis penuh vaksin tetanus dengan dosis rendah vaksin diphtheria dan pertusis
- Td atau dT: Dosis penuh tetanus toxoid dan dosis rendah diphtheria toxoid
- DT: Dosis penuh vaksin tetanus dan diphtheria
- TT: Tetanus toxoid monovalent
Bayi dan Anak <7 tahun
Dosis imunisasi untuk bayi dan anak berusia <7 tahun, termasuk dalam program imunisasi dasar dengan jadwal sebagai berikut:
- Dosis pertama: kunjungan pertama saat bayi berusia minimal 6 minggu, diberikan vaksin kombinasi DTwP atau DTaP
- Dosis kedua: kunjungan kedua minimal 4 minggu berikutnya, diberikan vaksin kombinasi DTwP atau DTaP
- Dosis ketiga: kunjungan ketiga minimal 4 minggu setelah kunjungan kedua, diberikan vaksin kombinasi DTwP atau DTaP
- Dosis keempat (booster): diberikan pada usia 18 bulan, dengan jarak pemberian minimal >6 bulan dari dosis ketiga. Vaksin yang diberikan adalah Td atau Tdap
- Dosis kelima (booster): diberikan pada usia 5-7 tahun, dengan jarak pemberian minimal >1 tahun dari dosis keempat. Biasanya di Indonesia, diberikan pada saat program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kelas 1
- Dosis keenam (booster): diberikan pada usia 10-18 tahun, atau pada program BIAS kelas 5. Sediaan yang digunakan adalah Td atau Tdap. Booster selanjutnya diberikan setiap 10 tahun
Vaksin DT tersedia untuk anak usia <7 tahun yang memiliki kontraindikasi terhadap komponen pertusis.[5,12,16]
Dewasa dan Anak >10 tahun
Vaksin pada orang dewasa menggunakan vaksin Td/ Tdap, yang merupakan vaksin DTP dengan reduksi antigen difteri dan pertusis. Tdap menggunakan komponen pertusis aseluler sehingga kurang reaktogenik. Dosis pemberiannya adalah:
- Dosis pertama (T1): kunjungan pertama
- Dosis kedua (T2): 4-8 minggu setelah T1
- Dosis ketiga (T3): 6-14 bulan setelah T2
- Dosis keempat: >1 tahun setelah vaksin dosis ketiga
- Dosis kelima: >1 tahun setelah pemberian vaksin dosis keempat
- Dosis booster: setiap 10 tahun setelah menyelesaikan dosis primer.[4,11]
Apabila TT diberikan lebih cepat sebagai bagian dari manajemen luka, maka dosis booster diberikan setiap 10 tahun setelah dosis terakhir. Remaja berusia 11-18 tahun dan dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi sebelumya diberikan 1 dosis Tdap.[4,11,13]
Maternal
Semua ibu hamil harus terproteksi dari tetanus, termasuk tetanus neonatorum. Imunisasi tetanus merupakan standar dari antenatal care (ANC). Pedoman pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil diberikan sebagaimana terjadwal pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Pedoman Vaksinasi TT pada Perempuan Usia Subur dan Ibu Hamil.
Dosis TT atau Td | Imunisasi Sebelumnya Tidak Diketahui | Sudah Mendapatkan 3 Dosis DTaP/DTwP | Estimasi Durasi Proteksi |
1 | Saat kontak pertama atau sedini mungkin selama kehamilan | ||
2 | 6-8 minggu setelah dosis 1 | ||
3 | 6-12 bulan setelah dosis 2 atau saat kehamilan berikutnya | ||
4 | ≥1 tahun setelah dosis 3 atau saat kehamilan berikutnya | Pada kontak pertama atau sedini mungkin selama kehamilan | Hingga 3 tahun |
5 | ≥ 1 tahun setelah dosis 4 atau saat kehamilan berikutnya | 6-8 minggu, minimal 4 minggu | Hingga 10 tahun |
6 | ≥1 tahun setelah dosis 5 atau pada kehamilan berikutnya |
Sumber: dr. Adrian Prasetio, 2021.[7]
Profilaksis Luka
Terlepas dari ada atau tidaknya riwayat vaksinasi tetanus dan difteri terdahulu, pemberian vaksinasi tetanus perlu dipertimbangkan pada pasien yang mengalami luka / cedera akut. Sebagai tambahan dalam pemberian vaksin Td atau Tdap, human tetanus immunoglobulin (HTIG) diberikan sebagai bagian dari manajemen luka pada pasien yang mengalami luka kronis derajat berat dan kotor. Adapun contoh dari lukanya adalah luka yang terkontaminasi oleh kotoran, feses, tanah, air liur; luka tusuk; luka tembak; luka bakar; luka remuk; atau frostbite.
Indikasi dan jadwal vaksinasi sebagai profilaksis dari manajemen luka tertera pada tabel 4.
Tabel 4. Rekomendasi Pemberian Tetanus Toksoid pada Manajemen Luka.
Jumlah dosis pemberian vaksinasi TT | Luka ringan dan bersih | Luka lainnya | ||
DTaP, Tdap, atau Td | HTIG | DTaP, Tdap, atau Td | HTIG | |
Tidak diketahui atau < 3 dosis | Ya | Tidak | Ya | Ya |
≥ 3 dosis | Tidak | Tidak | Tidak | Tidak |
Sumber: dr. Adrian Prasetio. Bersumber dari CDC.[10]
DTaP diberikan untuk anak <7 tahun. Tdap lebih direkomendasikan dibandingkan dengan Td untuk usia ≥11 tahun yang belum pernah mendapatkan imunisasi DTaP sebelumnya. Pada pasien berusia 7 tahun yang belum diimunisasi lengkap terhadap difteri, pertussis, atau tetanus harus mendapatkan 1 dosis Tdap untuk penanganan luka sekaligus imunisasi catch up.[9,10]
Luka lainnya yang dimaksud adalah luka yang rentan tetanus, antara lain adalah luka gigitan, luka penetrasi yang dalam, luka superfisial namun dengan kontaminasi (tanah, kotoran, debu), luka dengan kontaminasi benda asing (terutama serpihan kayu), luka dengan kerusakan vaskular (misalnya ulkus pada orang tua), luka yang dibiarkan selama lebih dari 6 jam sebelum desinfeksi, luka dengan kerusakan jaringan yang luas, dan luka terinfeksi.[9,10,14]
Pada pasien dengan luka ringan dan bersih, status imunisasi ≥3 dosis tetapi sudah >10 tahun sejak imunisasi TT terakhir, maka imunisasi DTaP, Tdap, atau Td diberikan sebanyak 1 dosis. Pada kasus luka lainnya dengan status imunisasi ≥3 dosis, namun sudah ≥5 tahun sejak imunisasi terakhir, maka maka imunisasi DTaP, Tdap, atau Td diberikan sebanyak 1 dosis.[9,10,14]