Farmakologi Heparin
Farmakologi heparin adalah mekanisme kerja sebagai antikoagulan, yang menghambat thrombin serta faktor Xa dan IIa. Resistensi heparin telah dilaporkan, di antaranya akibat defisiensi antitrombin (AT) dan defisiensi kongenital.[1,4]
Farmakodinamik
Heparin bekerja dengan meningkatkan efek serine protease inhibitor (serpin) antitrombin (AT) yang merupakan kofaktor utama heparin dalam menginhibisi trombin dan protease koagulasi lain, terutama faktor Xa dan IIa. Heparin berikatan dengan inhibitor enzim AT melalui sekuens pentasakarida sulfat yang berafinitas tinggi dan terdapat dalam polimer heparin. Selain itu, heparin harus berikatan dengan enzim koagulasi dan antitrombin untuk menghambat trombin.
Kompleks antara trombin, antitrombin, dan heparin akan menyebabkan inaktivasi enzim prokoagulan sehingga menghambat pembentukan trombin. Saat protease teraktivasi, heparin yang berikatan dengan antitrombin akan dilepaskan sehingga dapat berikatan lagi dengan serpin bebas lainnya. Heparin tidak memiliki efek fibrinolitik sehingga tidak dapat menghancurkan klot yang sudah terbentuk.[2,4,6,10]
Farmakokinetik
Heparin dapat diberikan melalui infus intravena atau injeksi subkutan. Saat memasuki aliran darah, heparin berikatan dengan beragam protein plasma, seperti glikoprotein kaya histidin, platelet faktor 4, vitronektin, dan faktor von Willebrand. Bioavailabilitas heparin kemudian akan turun dan menghasilkan efek antikoagulan.[2,4,6,26]
Ekskresi heparin dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu eliminasi cepat dan lambat:
- Eliminasi cepat dilakukan oleh sel endotel dan makrofag melalui internalisasi yang dimediasi oleh reseptor
- Eliminasi lebih lambat, yakni ekskresi oleh ginjal. Oleh karena itu, efek antikoagulasi yang dihasilkan heparin tidak berhubungan linier dengan dosis pada rentang terapeutik[26]
Waktu paruh heparin meningkat dari 30 menit pada pemberian heparin bolus intravena 25U/kg menjadi 150 menit pada pemberian dosis 400 U/kg.[26]
Resistensi Heparin
Resistensi heparin sering didefinisikan sebagai penggunaan UFH diatas 35,000 IU/hari dalam upaya meningkatkan nilai activated partial thromboplastin time (aPTT) dan activated coagulation time (ACT). Penyebab tersering resistensi heparin adalah defisiensi antitrombin (AT) diikuti oleh defisiensi kongenital, penggunaan heparin dosis tinggi saat sirkulasi extrakorporeal, penggunaan terapi asparaginase, dan disseminated intravascular coagulation.[27]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini