Pendahuluan Droperidol
Droperidol adalah agen antipsikotik yang digunakan untuk mengatasi muntah dan mual akibat pembedahan atau kemoterapi, serta agitasi yang muncul sebagai komplikasi dari berbagai gangguan psikiatrik seperti schizophrenia dan gangguan bipolar. Selain itu, droperidol juga dapat digunakan untuk mengelola keadaan delirium dan agitasi yang muncul pada pasien rawat inap di rumah sakit.[1-4]
Secara farmakologis, droperidol bekerja sebagai antagonis dopamin di otak dengan menghambat reseptor dopamin D2. Hal ini menyebabkan efek antipsikotik dan sedatif yang signifikan. Obat ini juga memiliki sifat antiemetik yang kuat melalui mekanisme yang serupa.[1,2]
Droperidol memiliki black box warning terkait dengan potensi risiko aritmia jantung yang serius, termasuk torsades de pointes, yang dapat mengakibatkan kematian. Black box warning ini menggarisbawahi bahwa droperidol sebaiknya dihindari atau digunakan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan faktor risiko aritmia, seperti gangguan elektrolit, penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi interval QT, atau riwayat keluarga dengan gangguan irama jantung.[5,6]
Di Indonesia, droperidol tidak tersedia dan tidak memiliki izin edar.[7]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Droperidol
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Psikoleptik[8] |
Sub-kelas | Antipsikotik[8] |
Akses | Resep[6] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[9] Kategori TGA: C[10] |
Wanita menyusui | Tidak diketahui apakah dikeluarkan ke ASI[6] |
Anak-anak | Efikasi dan keamanan tidak diketahui pada anak <2 tahun[6] |
Infant | |
FDA | Discontinued[11] |