Formulasi Serum Antidifteri
Formulasi serum antidifteri adalah dalam bentuk larutan untuk injeksi. Obat ini berasal dari serum kuda yang dilakukan hipersensitisasi terhadap toksin difteri. Cara penggunaan yang disukai adalah pemberian secara intravena.[1,2,7]
Bentuk Sediaan
Serum antidifteri tersedia dalam larutan untuk injeksi. Sediaan ini berada di dalam ampul dan berbentuk larutan transparan yang jernih. Satu ampul berisi 10 mL dan mengandung 10.000 IU. Selain berisi serum antidifteri, di dalam ampul juga tergantung fenol sebanyak 35 mg (maksimum) dan larutan fisiologis 0,85% sebanyak 10 ml.[1,2]
Cara Menggunakan
Pilihan utama dalam memberikan serum antidifteri adalah secara intravena, terutama pada kasus berat. Pemberian secara intramuskular dapat dilakukan pada kasus ringan dan sedang ketika akses intravena sulit dilakukan.[1]
Serum dicampur dengan 250-500 ml cairan salin normal. Sebanyak 10% diberikan dalam 30 menit pertama, dan sisanya diberikan pelan dalam 2-4 jam sambil memantau reaksi alergi. Serum antidifteri harus dihangatkan sampai suhu 32-34oC sebelum diberikan. Penghangatan melebihi suhu anjuran akan menyebabkan denaturasi serum.[1,7]
Serum antidifteri diberikan dalam sekali pemberian. Jarak maksimal apabila diberikan dalam dosis terbagi tidak boleh melebihi 24 jam. Apabila dosis terbagi melebihi 72 jam, tes sensitivitas harus dilakukan lagi.[7]
Tes Sensitivitas
Pemeriksaan tes sensitivitas perlu dilakukan sebelum memberikan injeksi karena risiko alergi yang tinggi akibat penggunaan serum kuda. Tes sensitivitas tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu scratch, prick or puncture test (skin test) dan diikuti dengan tes intradermal apabila skin test negatif.
Skin test dilakukan dahulu karena lebih aman dengan kejadian reaksi anafilaksis yang lebih rendah dibandingkan dengan tes intradermal. Klinisi yang melakukan tes sensitivitas harus terlatih terhadap penanganan reaksi anafilaksis dan memiliki peralatan medis yang mendukung.[1,7]
Skin Test:
Lokasi tes adalah pada bagian permukaan volar dari lengan pasien. Pertama, bersihkan bagian tersebut dengan alkohol dan keringkan. Kemudian buat goresan atau tusukan yang menembus kulit namun tidak berdarah menggunakan peralatan steril. Luka dibuat 3 buah, yaitu sebagai kontrol positif (histamin), kontrol negatif (salin normal), dan bagian uji.
Pada pasien tanpa riwayat alergi terhadap hewan dan tidak ada riwayat paparan terhadap serum yang berasal dari bahan hewan, berikan 1 tetes serum antidifteri dengan pengenceran 1:100 dalam cairan salin normal ke lokasi tusukan. Sementara itu, pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap hewan atau memiliki riwayat paparan terhadap serum berbahan hewan, berikan 1 tetes pengenceran 1:1.000 dalam cairan salin normal ke lokasi tusukan. Apabila hasil tes negatif, ulangi dengan pengenceran 1:100.
Pembacaan hasil tes dilakukan setelah 15-20 menit. Hasil yang positif adalah ketika ada undulasi dikelilingi eritema yang melebihi 3 mm dibandingkan dengan kontrol negatif. Apabila didapatkan hasil positif, maka pasien diberikan desensitisasi. Sedangkan apabila hasil negatif, maka klinisi melanjutkan dengan tes intradermal.[1,7]
Tes Intradermal:
Tes intradermal dilakukan dengan cara memberikan 0,02 ml serum antidifteri yang sudah diencerkan dengan cairan salin normal. Pada pasien dengan riwayat negatif terhadap alergi hewan dan tidak ada riwayat paparan terhadap serum berbahan hewan, pengenceran serum dan salin adalah 1:100. Sementara itu, pada pasien dengan riwayat alergi positif dan pernah ada riwayat paparan terhadap serum hewan, pengencerannya adalah 1:1.000. Apabila hasil negatif, maka tes diulangi dengan pengenceran 1:100.
Interpretasi dari tes intradermal sama dengan skin test. Hasil tes yang positif mengindikasikan adanya korelasi antara skin test dengan tingkat keparahan reaksi terhadap serum antidifteri. Sedangkan hasil tes negatif tidak menyingkirkan risiko alergi terhadap serum antidifteri.
Tes terhadap kontrol positif (histamin) dan kontrol negatif (salin normal) perlu dilakukan bersamaan dengan tes intradermal. Antihistamin atau obat yang mengandung antihistamin yang diberikan sebelumnya dapat berpengaruh terhadap hasil skin test.[1,7]
Desensitisasi
Pasien dengan tes sensitivitas positif atau riwayat yang mengarah pada kemungkinan reaksi alergi meskipun tes sensitivitas negatif perlu menjalani prosedur desensitisasi. Klinisi yang melakukan desensitisasi harus memiliki keahlian dalam menangani anafilaksis dan memiliki peralatan medis yang mendukung.
Teknik desensitisasi dapat dilakukan secara intravena (IV), intramuskular (IM) dan subkutan (SC). Pemberian secara intravena lebih dianjurkan karena lebih aman dan lebih mudah dikontrol. Desensitisasi diberikan dalam rentang 15 menit. Pemberian desensitisasi tidak boleh diinterupsi dan diberikan sesuai jadwal. Apabila terjadi interupsi maka proteksi yang diberikan akan hilang.[1,7]
Tabel 1. Desensitisasi secara Intravena
Dosis ke- | Pengenceran Serum Antidifteri | Volume yang Diinjeksi |
1 | 1:1000 | 0,1 |
2 | 1:1000 | 0,3 |
3 | 1:1000 | 0,6 |
4 | 1:100 | 0,1 |
5 | 1:100 | 0,3 |
6 | 1:100 | 0,6 |
7 | 1:10 | 0,1 |
8 | 1:10 | 0,3 |
9 | 1:10 | 0,6 |
10 | Tidak diencerkan | 0,1 |
11 | Tidak diencerkan | 0,2 |
12 | Tidak diencerkan | 0,6 |
13 | Tidak diencerkan | 1,0 |
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, 2023.[1]
Tabel 2. Desensitisasi secara Intradermal, Subkutan dan Intramuskular
Dosis ke- | Rute Pemberian | Pengenceran Serum Antidifteri | Volume yang Diinjeksi |
1 | ID | 1:1000 | 0,1 |
2 | ID | 1:1000 | 0,3 |
3 | SC | 1:1000 | 0,6 |
4 | SC | 1:100 | 0,1 |
5 | SC | 1:100 | 0,3 |
6 | SC | 1:100 | 0,6 |
7 | SC | 1:10 | 0,1 |
8 | SC | 1:10 | 0,3 |
9 | SC | 1:10 | 0,6 |
10 | SC | Tidak diencerkan | 0,1 |
11 | SC | Tidak diencerkan | 0,2 |
12 | IM | Tidak diencerkan | 0,6 |
13 | IM | Tidak diencerkan | 1,0 |
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, 2023.[1]
Keterangan:
- Pengenceran 1:10 = 1 ml serum + 9 ml cairan salin normal
- Pengenceran 1:100 = 1 ml (pengenceran 1:10) + 9 ml cairan salin normal
- Pengenceran 1:1000 = 0,1 ml (pengenceran 1:10) + 9,9 ml cairan salin normal atau 1 ml (pengenceran 1:100) + 9 ml cairan salin normal[1,7]
Cara Penyimpanan
Serum antidifteri disimpan dalam suhu 2-8oC. Dalam suhu ini, serum akan bertahan 2 tahun. Serum tidak boleh dibekukan.[5]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani