Pengawasan Klinis Vitamin E
Pengawasan klinis dalam penggunaan vitamin E terutama dilakukan terhadap pasien dengan riwayat gangguan koagulasi atau sedang mengonsumsi terapi antikoagulan. Pengawasan dilakukan terutama terkait peningkatan kecenderungan perdarahan akibat gangguan agregasi platelet dan metabolisme vitamin K.
Penggunaan suplementasi vitamin E dianjurkan untuk dihentikan sementara 1 bulan sebelum menjalani operasi dan dapat dilanjutkan setelah masa pemulihan. Beberapa kondisi yang harus diperhatikan antara lain pasien dengan defisiensi vitamin K, serta kecenderungan perdarahan seperti ulkus peptikum.[6,11]
Defisiensi vitamin E sangat jarang terjadi dan oleh karenanya pemantauan kadar vitamin E jarang diperlukan. Pada kelainan yang mengganggu absorpsi lemak, pemantauan kadar vitamin E perlu dipertimbangkan. Contoh kelainan ini adalah fibrosis kistik, pankreatitis kronik, penyakit yang menyebabkan kolestasis, dan mutasi gen yang menyebabkan abetalipoproteinemia. Kadar tokoferol alfa kurang dari 0,5 mg/dl dianggap sebagai defisiensi.[2]