Pencegahan malaria pada kehamilan penting dilakukan di daerah yang endemis untuk mencegah komplikasi terhadap janin, misalnya prematuritas, berat badan lahir rendah, abortus spontan, dan stillbirth. Akan tetapi, dokter perlu berhati-hati ketika memberikan profilaksis medikamentosa pada ibu hamil, karena beberapa obat antimalaria mungkin memiliki efek berbahaya terhadap janin.[1]
Di Indonesia, ada total 304.607 kasus malaria dilaporkan sepanjang tahun 2021. Angka kasus kesakitan malaria yang dinyatakan dengan indikator Annual Parasite Incidence (API) adalah 1,1 kasus per 1.000 penduduk. Daerah yang terutama banyak mengalami malaria adalah Nusa Tenggara Timur dan Papua.[2]
WHO merekomendasikan untuk memberikan profilaksis malaria pada kehamilan di daerah transmisi sedang hingga tinggi. Daerah transmisi sedang hingga tinggi ditandai dengan daerah yang memiliki prevalensi malaria setidaknya 11% sepanjang tahun pada anak usia 2–9 tahun. Pada daerah ini, kejadian malaria terutama dialami oleh anak dan remaja.[3,4]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. CDC. Update: New Recommendations for Mefloquine Use in Pregnancy. 2019. https://www.cdc.gov/malaria/new_info/2011/mefloquine_pregnancy.html
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kejar Target Bebas Malaria 2030, Kemenkes Tetapkan 5 Regional Target Eliminasi. 2022. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220422/1439692/kejar-target-bebas-malaria-2030-kemenkes-tetapkan-5-regional-target-eliminasi/
3. World Health Organization. Guidelines for the Treatment of Malaria. 3rd Edition. Geneva: WHO. 2015.
4. World Health Organization. WHO policy brief for the implementation of intermittent preventive treatment of malaria in pregnancy using sulfadoxine-pyrimethamine (IPTp-SP). 2013. https://www.who.int/publications/i/item/WHO-HTM-GMP-2014.4
5. Peter PJ, Thigpen MC, Parise ME, Newman RD. Safety and toxicity of sulfadoxine/pyrimethamine: implications for malaria prevention in pregnancy using intermittent preventive treatment. Drug Saf. 2007;30(6):481-501.
6. Kayentao K, Garner P, van Eijk AM, et al. Intermittent Preventive Therapy for Malaria During Pregnancy Using 2 vs 3 or More Doses of Sulfadoxine-Pyrimethamine and Risk of Low Birth Weight in Africa Systematic Review and Meta-analysis. JAMA. 2013;309(6):594-604.
7. Clerk CA, Bruce J, Affiounguh PK, et al. A Randomized, Controlled Trial of Intermittent Preventive Treatment with Sulfadoxine-Pyrimethamine, Amodiaquine, or the Combination in Pregnant Women in Ghana. The Journal of Infectious Diseases. 2008;198:1-10.
8. Eisele TP, Larsen DA, Anglewicz PA, et al. Malaria prevention in pregnancy, birthweight, and neonatal mortality: a meta-analysis of 32 national cross-sectional datasets in Africa. Lancet Infect Dis. 2012;12:942–949.
9. Menendez C, Bardaji A, Sigauque B, et al. Malaria Prevention with IPTp during Pregnancy Reduces Neonatal Mortality. PLoS ONE. 2009;5(2):e9438.
10. Desai M, Hill J, Fernandes S, et al. Prevention of malaria in pregnancy. Lancet Infect Dis. 2018;18(4):1-14.
11. Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. The prevention of malaria in pregnancy. 2010. https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/guidelines/gtg_54a.pdf