Pendahuluan Atresia Intestinal
Atresia intestinal adalah kelainan kongenital berupa oklusi total lumen usus; berbeda dengan oklusi parsial lumen usus yang disebut stenosis intestinal. Atresia dan stenosis intestinal dapat terjadi di bagian usus mana pun, yakni duodenum, jejunum-ileum, atau kolon.[1,3]
Keduanya merupakan penyebab utama obstruksi intestinal pada bayi baru lahir dan berkontribusi sebanyak sepertiga dari seluruh kasus obstruksi intestinal. Atresia intestinal adalah penyebab tersering kedua obstruksi intestinal pada bayi baru lahir setelah intususepsi.[1,2]
Sebuah teori menyatakan bahwa atresia dan stenosis disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi lumen usus setelah obliterasi lumen pada tahap proliferasi epitel. Sedangkan teori lain berpendapat bahwa penyebab atresia intestinal adalah cedera atau kelainan pada pembuluh darah mesenterik intrauterin. Faktor genetik juga diduga berperan dalam terjadinya atresia dan stenosis intestinal.[1-4]
Gejala klinis atresia dan stenosis intestinal ditentukan oleh lokasi dan beratnya obstruksi. Pada umumnya, neonatus dengan obstruksi intestinal menunjukkan gejala berupa distensi abdomen dan muntah berwarna hijau (muntah bilier). Distensi abdomen lebih sering ditemukan pada lesi yang terletak lebih distal, sedangkan muntah hijau terjadi pada lesi proksimal.[1,3]
Atresia intestinal dapat dideteksi sejak kehamilan melalui pemeriksaan USG antenatal. Diagnosis setelah bayi lahir dapat dilakukan dengan foto polos abdomen.[3,5]
Tata laksana definitif untuk atresia intestinal adalah dengan tindakan pembedahan. Manajemen sebelum dan sesudah pembedahan seperti resusitasi cairan dan koreksi gangguan elektrolit sangat menentukan prognosis atresia intestinal.[1,5]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja