Pendahuluan Abses Apendiks
Abses apendiks adalah kumpulan pus berbentuk kantong yang mengelilingi appendicitis akut yang meradang atau pecah. Abses apendiks merupakan kondisi lanjutan atau komplikasi dari appendicitis, dengan manifestasi klinis sebagai massa yang dapat dipalpasi.
Massa tersebut, atau yang disebut sebagai appendicitis phlegmonosa, terbentuk sebagai akibat dari proses walling-off dari apendiks yang mengalami perforasi oleh omentum dan organ sekitarnya. Apabila disertai dengan pembentukan pus, maka disebut sebagai abses apendiks.[1-4]
Abses apendiks banyak terjadi dikarenakan keterlambatan dalam penegakkan diagnosis appendicitis sebelumnya. Abses apendiks lebih banyak terjadi pada pasien appendicitis usia anak atau lansia.[1,5]
Pada pasien dengan abses apendiks, penatalaksanaan bedah yang umum dilakukan adalah tindakan apendektomi dengan jeda waktu tertentu (interval appendectomy) setelah pemberian antibiotik spektrum luas terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi pasca operasi serta mengurangi tingkat kesulitan operasi. Interval appendectomy juga bertujuan untuk mengurangi kemungkinan dilakukan over treatment, seperti reseksi kolon, serta perlengketan dari usus halus dan usus besar di area kanan bawah abdomen apabila dilakukan operasi segera.[2-4]
Meski demikian, tinjauan Cochrane (2017) menunjukkan bahwa bukti ilmiah yang tersedia belum cukup untuk menentukan dengan pasti apakah tindakan interval appendectomy lebih baik dibandingkan apendektomi dini. Meskipun terdapat bukti bahwa tindakan apendektomi dini meningkatkan lama perawatan dan kembali ke aktivitas, kualitas dari bukti ilmiah tersebut masih rendah.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS