Pendahuluan Fibrosarkoma
Fibrosarkoma adalah tumor langka yang bersifat maligna dan berasal dari sel mesenkim. Fibrosarkoma utamanya terletak di jaringan lunak dalam atau berbatasan dengan tulang. Fibrosarkoma merupakan bentuk transformasi patologis dari sel fibroblast berbentuk spindle.
Tumor ini jarang berasal dari sel kutan, dan lebih sering berasal dari tendon dan fascia. Fibrosarkoma juga dapat timbul sebagai tumor primer atau sekunder di tulang. [1,2]
Fibrosarkoma adalah tumor yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Walaupun langka, fibrosarkoma adalah sarkoma jaringan lunak yang paling sering ditemukan pada anak. Timbulnya fibrosarkoma dikaitkan dengan translokasi t(12;15)(p13;q25) yang menyebabkan fusi gen ETV6-NTRK3. [3]
Diagnosis definitif fibrosarkoma dapat ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi. Pada anamnesis, dapat timbul keluhan seperti nyeri, parestesia, serta perubahan ukuran dan konsistensi massa. Beberapa faktor predisposisi juga harus ditanyakan, seperti riwayat terapi radiasi, dermatofibrosarkoma, liposarkoma, atau tumor fibrosa soliter. Pada pemeriksaan fisik perlu diidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, dan hubungan massa dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan fisik juga harus mencakup range of motion sendi di dekat lesi, pemeriksaan neurovaskular, dan palpasi nodus limpa untuk mendeteksi metastasis. Pemeriksaan radiologi, seperti CT scan dan MRI, dapat membantu mengidentifikasi massa, memandu biopsi, dan mendeteksi metastasis. Namun, gambaran radiologi dari fibrosarkoma tidaklah spesifik. [1,2]
Penatalaksanaan fibrosarkoma hingga saat ini adalah reseksi bedah. Fibrosarkoma memiliki angka rekurensi yang tinggi. Selain itu, angka harapan hidup dan luaran pascaterapi sangat bergantung pada ukuran dan lokasi tumor, gambaran derajat histologinya, serta ada tidaknya metastasis. [2]