Prognosis Pityriasis Rosea
Prognosis pityriasis rosea secara umum adalah baik, sebab penyakit ini bersifat self-limiting, atau dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ibu hamil memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan kelompok pasien lain, sebab berisiko mengalami abortus spontan atau kelahiran preterm.[1,11]
Komplikasi
Komplikasi pada pityriasis rosea jarang sekali terjadi. Pruritus yang berat dapat membuat pasien menggaruk lesi terus menerus sehingga meningkatkan risiko infeksi sekunder. Pada orang yang berkulit gelap, dapat timbul lesi hiperpigmentasi setelah sembuh.
Pityriasis rosea yang terjadi pada ibu hamil, terutama usia kehamilan <15 minggu, dapat berkaitan dengan meningkatnya risiko abortus spontan hingga 57%, kelahiran prematur, hipotonia dan hiporeaktivitas neonatus, hingga kematian janin.[8,11]
Prognosis
Prognosis pityriasis rosea baik, dan dapat mengalami resolusi spontan setelah 6–8 minggu. Angka rekurensi pityriasis rosea relatif sangat rendah, yaitu sekitar 2%. Penyakit ini bukan merupakan penyakit menular, sehingga pasien tetap dapat pergi bekerja atau sekolah.
Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi dapat timbul pasca lesi pityriasis rosea, tetapi lesi akibat pityriasis rosea tidak menyebabkan sikatriks. Perubahan pigmen umumnya ditemukan pada pasien berkulit gelap. Superinfeksi bakteri dapat terjadi walaupun jarang. Prognosis kurang baik dapat dijumpai pada ibu hamil, sebab biasanya lesi yang dialami lebih luas. Selain itu, prognosis lebih buruk juga berkaitan dengan komplikasi kehamilan, seperti abortus spontan atau persalinan preterm, yang mungkin terjadi karena pityriasis rosea.[1,2,5]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra