Pendahuluan Xanthoma
Xanthoma adalah makula, papula, plak, atau nodul yang tersusun dari sel busa (foam cells), yaitu sel makrofag yang terisi dengan deposit lipid abnormal. Xanthoma dapat muncul pada jaringan kulit, tendon, fascia, periosteum, maupun organ internal.[1,2]
Etiologi xanthoma dapat berupa perubahan metabolisme lipoprotein sistemik maupun disfungsi sel lokal di mana sel busa terbentuk karena akumulasi lipid intraseluler melalui intake oleh reseptor spesifik atau fagositosis. Dislipidemia yang mendasari xanthoma dapat disebabkan oleh mutasi genetik maupun kelainan sistemik lain, seperti diabetes mellitus, hipotiroidisme, atau sindrom nefrotik.[2,3]
Diagnosis xanthoma ditegakkan dengan identifikasi morfologi dan distribusi lesi secara klinis, yakni berupa makula, papula, plak, atau nodul kekuningan pada kulit atau jaringan lainnya. Diagnosis juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan histologi untuk menemukan sel busa atau dibantu dengan pemeriksaan profil lipid di laboratorium.[3]
Tata laksana definitif xanthoma adalah pembedahan, baik dengan prosedur kimiawi, eksisi, maupun penggunaan laser tertentu. Xanthoma tidak selalu disebabkan oleh hiperlipidemia, tetapi bila ada hiperlipidemia, tata laksana kelainan metabolisme lipid perlu dilakukan untuk mengurangi ukuran xanthoma dan risiko aterosklerosis. Tata laksana hiperlipidemia meliputi perubahan pola diet dan konsumsi lipid-lowering agent, seperti statin dan fibrat.[3]