Pendahuluan Addison Disease
Addison disease adalah insufisiensi adrenal primer yang bersifat didapat (acquired). Addison disease dapat disebabkan oleh proses penyakit apa pun yang menyebabkan jejas langsung pada korteks adrenal. Etiologi Addison disease yang paling umum adalah proses autoimun. Penyebab lain berupa infeksi, perdarahan, dan keganasan.[1,2]
Onset penyakit umumnya muncul ketika terjadi kerusakan 90% atau lebih kedua kelenjar adrenal. Patofisiologi Addison disease berupa destruksi korteks adrenal bilateral yang mengakibatkan menurunnya produksi hormon adrenokortikal, seperti kortisol, aldosteron, dan androgen.[1-3]
Perjalanan Addison disease umumnya bersifat gradual dengan gejala klinis nonspesifik, seperti fatigue, mual muntah, dan hipotensi ortostatik. Salah satu gejala klasik penyakit ini adalah hiperpigmentasi pada area kulit yang terpapar sinar matahari dan tekanan, seperti siku dan lutut. Beberapa faktor pencetus seperti infeksi, trauma, dan pembedahan dapat mengakibatkan krisis adrenal, dengan manifestasi hipotensi, hiponatremia, hiperkalemia, dan hipoglikemia.[1-3]
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis Addison disease adalah pemeriksaan glukosa darah; elektrolit, yaitu natrium dan kalium; hormon, yaitu adrenocorticotropic hormone (ACTH), kortisol, aldosteron; dan aktivitas renin plasma/plasma renin activity (PRA). Pemeriksaan radiologi Rontgen toraks dan CT scan abdomen juga dapat dilakukan untuk menentukan penyebab Addison disease.[1,2]
Krisis adrenal yang disebabkan oleh Addison disease, atau disebut juga krisis Addison, dapat mengancam nyawa dan harus mendapat penatalaksanaan segera setelah diagnosis ditegakkan. Prinsip penatalaksanaan krisis Addison berupa resusitasi cairan, koreksi hipoglikemia, dan terapi hormon berkelanjutan untuk mengoreksi rendahnya kadar glukokortikoid dalam darah.[1,4]