Penatalaksanaan Immune Thrombocytopenic Purpura
Penatalaksanaan immune thrombocytopenic purpura (ITP) bergantung pada kadar trombosit dan keparahan gejala yang dialami oleh penderita. Pada perdarahan ringan dan terkontrol
Rawat Inap
Indikasi rawat inap bagi penderita dengan diagnosis ITP adalah:
- Kadar trombosit <20.000/µL dengan atau tanpa gejala perdarahan
- Perdarahan berat
- Kecurigaan/adanya perdarahan intrakranial
- Usia <3 tahun
- Ketidakpastian diagnosis
- Pasien dengan komorbiditas yang meningkatkan risiko perdarahan[2,3,14]
Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis ITP meliputi kortikosteroid, pemberian imunoglobulin, dan thrombopoietin receptor agonist. Terapi farmakologis diindikasikan bagi pasien ITP dengan kadar trombosit < 30.000/µL. Pada pasien dengan kadar trombosit ≥ 30.000/µL yang asimtomatik atau dengan gejala perdarahan minimal, manajemen pasien dilakukan dengan observasi.
Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan salah satu terapi lini pertama yang biasa diberikan pada pasien dengan ITP. Pemberian kortikosteroid harus diberikan dengan hati-hati, agar efek sampingnya tidak melebihi manfaat pemberian obat.
Berdasarkan panduan American Society of Hematology 2019, pasien dewasa direkomendasikan terapi kortikosteroid dengan prednisone 0,5-2 mg/kgBB/hari selama ≤ 6 minggu. Sekitar 50% hingga 70% pasien dengan ITP mengalami peningkatan jumlah trombosit dalam 10 hingga 14 hari dengan konsumsi prednisone 1 mg/kgBB.
Selain prednisone, dexamethasone dengan dosis 40 mg per hari selama 4 hari juga dapat diberikan sebagai terapi kortikosteroid bagi pasien ITP. Dexamethasone lebih dipilih bila peningkatan kadar trombosit dengan cepat diperlukan.[1,14]
Pada pasien anak, pedoman Pelayanan Medis IDAI merekomendasikan penggunaan prednison dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari dengan evaluasi setelah pengobatan selama 1-2 minggu. Bila pasien responsif, dosis diturunkan perlahan sampai kadar trombosit stabil atau dipertahankan sekitar 30.000 – 50.000/µL.
Berdasarkan panduan American Society of Hematology 2019, rekomendasi pemberian prednison pada pasien anak adalah dengan dosis 2- 4 mg/kgBB per hari dengan dosis maksimum 120 mg per hari selama 5-7 hari.[2,6,14]
Intravenous Immunoglobulin dan Intravenous anti-Rh0
Selain kortikosteroid, penatalaksanaan ITP dapat dilakukan dengan pemberian intravenous immunoglobulin (IVIg) dan IV anti-Rh0(D). IVIG lebih cepat bekerja pada pasien dengan ITP sehingga sering digunakan pada kasus kegawatan yang membutuhkan tatalaksana segera.
IVIg diberikan dengan dosis total 1-2g/kgBB dalam 1-5 hari. Pada anak, IVIg diberikan dengan dosis inisial 0,8 mg/kgBB 1 kali pemberian dengan diikuti pemberian ulang dengan dosis yang sama pada hari ketiga (72 jam setelah dosis inisial) bila jumlah trombosit <30.000/µL pada hari ketiga. IV anti-Rh0(D) diberikan dengan dosis 10-25 µg/kgBB/hari selama 2-5 hari.[1,2,6,11]
Thrombopoeietin Receptor Agonist
Salah satu terapi lini kedua ITP adalah pemberian agen thrombo mimetic. Agen thrombo mimetic atau thrombopoietin receptor agonists dapat meningkatkan kadar trombosit pada pasien ITP dengan meningkatkan produksi trombosit. Contoh agen thrombo mimetic adalah romiplostim dengan dosis inisial 1 µg/kgBB per minggu dan eltrombopag dengan dosis inisial 12,5 – 50 mg/kgBB per hari.[3,6,11]
Rituximab
Rituximab juga merupakan pilihan terapi ITP. Rituximab diberikan secara intravena dengan dosis 375 mg/m2 sekali seminggu selama 4 minggu. Rituximab diberikan sebagai terapi pengganti tindakan pembedahan.[3,6]
Transfusi
Pemberian transfusi suspensi trombosit dapat dilakukan bila terdapat:
- Kadar trombosit <20.000/µL dengan perdarahan mukosa berulang
- Kadar trombosit <50.000/µL dengan kecurigaan/adanya perdarahan intrakranial
- Kadar trombosit <150.000/µL pada pasien ITP yang menjalani operasi atau prosedur tindakan.
- Perdarahan retina
- Perdarahan berat seperti epistaksis, hematuria, dan perdarahan organ[2,16]
Pembedahan
Terapi pembedahan yang biasanya dilakukan pada pasien dengan ITP adalah splenektomi. Splenektomi dilakukan pada pasien ITP yang mengalami kekambuhan setelah pengobatan medikamentosa selesai.
Sekitar 60% hingga 70% pasien ITP yang menerima tindakan splenektomi akan mengalami kestabilan kadar trombosit. 50% pasien dengan ITP kronik dapat mengalami perbaikan bila menerima tindakan splenektomi. Namun, tindakan splenektomi memiliki risiko infeksi sekunder dengan biaya yang tidak sedikit.[1,3,6]
Tatalaksana ITP Pada Kehamilan
Rekomendasi American Society of Hematology terhadap tatalaksana ITP pada kehamilan, antara lain:
- Pada wanita tanpa gejala perdarahan dan kadar trombosit ≥ 30.000/µL, tatalaksana farmakologi tidak diperlukan hingga usia kehamilan 36 minggu (mengikuti waktu persalinan)
- Bila kadar platelet < 30.000/µL atau terdapat gejala perdarahan, terapi lini pertama berupa kortikosteroid oral atau intravenous immunoglobulin (IVIg)
- Kortikosteroid yang direkomendasikan berupa prednisone dengan dosis 0,25-1 mg/kgBB
- Dosis inisial IVIg yang direkomendasikan adalah 1 g/kgBB [17]
Evaluasi
Keberhasilan terapi ITP dapat dievaluasi melalui pemantauan berkala kadar trombosit. Menurut American Society of Hematology, beberapa istilah digunakan dalam evaluasi keberhasilan terapi, seperti:
Corticosteroid-dependent: Kebutuhan konsumsi kortikosteroid untuk menjaga kadar trombosit ≥ 30.000/µL dan/atau mencegah perdarahan
Durable response: Kadar trombosit ≥ 30.000/µL atau dua kali kadar awal dalam 6 bulan
Early response: Kadar trombosit ≥ 30.000/µL atau dua kali kadar awal dalam 1 minggu
Initial response: Kadar trombosit ≥ 30.000/µL atau dua kali kadar awal dalam 1 bulan [14]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja