Pendahuluan Bradikardia
Bradikardia adalah kondisi denyut jantung kurang dari 50 kali per menit. Bradikardia dapat muncul baik karena respons fisiologis normal dan non-fisiologis. Bradikardia sebagai respons fisiologis normal dapat muncul pada saat tidur, pada atlet sebagai hasil latihan, dan degenerasi idiopatik karena penuaan.[1–4]
Berbagai sumber mendefinisikan bradikardia sebagai denyut jantung yang kurang dari 60 kali per menit. Namun, denyut jantung kurang dari 60 kali per menit umum ditemukan pada orang yang sehat sehingga definisi bradikardia terbaru menurunkan batasnya menjadi denyut jantung yang kurang dari 50 kali per menit.[1–4]
Mayoritas pasien dengan bradikardia adalah asimptomatis. Bila bergejala maka gejala yang muncul dapat berupa kelelahan, pusing, sinkop atau presinkop, memburuknya gejala angina, memburuknya gagal jantung, atau perlambatan kognitif.[2,4]
Pada kasus lain, bradikardia dapat disebabkan oleh iskemia dan infark miokard akut, atau akibat mediasi refleks misalnya sinkop vasovagal. Penyebab metabolik dan endokrin yang dapat menghasilkan bradikardia adalah hipoksemia, hiperkalemia, atau hipotiroid. Selain itu, infeksi dan penggunaan obat-obatan seperti timolol, verapamil, amiodarone, lithium, opioid, cimetidine, dan agen kemoterapi seperti trastuzumab dan doxorubicin dapat menyebabkan bradikardia.[1,10]
Pada artikel ini, istilah bradikardia digunakan untuk mewakili sinus bradikardia. Sinus bradikardia ditegakkan berdasarkan temuan ekokardiografi (EKG) yaitu gambaran sinus rhythm dengan laju nadi di bawah 50 kali/menit.[1–3]
Pasien bradikardia yang asimtomatik tidak memerlukan tatalaksana khusus, namun pasien bradikardia yang simtomatik harus ditangani. Penanganan dapat dibedakan berdasarkan status hemodinamik pasien, yaitu pasien yang stabil dan tidak stabil.
Pada pasien bradikardia dengan hemodinamik stabil dan gejala sementara seperti refleks sinkop vasovagal tidak memerlukan tatalaksana emergensi, cukup tatalaksana sesuai etiologinya. Beberapa penyebab bradikardia seperti pada pasien penyakit Lyme, pengobatan infeksinya akan memulihkan bradikardia.
Pasien dengan kondisi hemodinamik tidak stabil dapat diberikan atropin. Bila pemberian atropin gagal meningkatkan denyut jantung, maka dapat dipertimbangkan pemberian dopamin, epinefrin, atau pemasangan alat pacu jantung.[4-6]