Prognosis Omfalokel
Prognosis bayi dengan omfalokel atau omphalocele tergantung pada ukuran dari defek, dan sindrom atau anomali yang timbul bersamaan dengan kondisi ini.
Komplikasi
Pada masa prenatal dan masa persalinan, omfalokel berisiko untuk ruptur dan pada kasus-kasus omfalokel dengan ukuran defek besar, dapat terjadi cedera organ hepar. Pada masa postnatal atau setelah tindakan operasi, komplikasi yang bisa terjadi berupa kesulitan makan, failure to thrive, hernia inguinalis, gastroesophageal reflux disease (GERD) pada bayi, dan esophagitis. Selain itu, operasi reparasi defek juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen, dan pernapasan tidak stabil akibat elevasi diafragma.
Komplikasi lain yang dapat muncul adalah necrotizing enterocolitis, respiratory distress, dan keterlambatan neurodevelopmental. Menurut studi oleh Denzer et al, 40% bayi yang terlahir dengan omfalokel mengalami keterlambatan neurodevelopmental baik secara kognitif, bahasa hingga kemampuan motorik.
Rasio mortalitas dilaporkan lebih tinggi pada bayi yang memiliki kondisi penyerta atau malformasi lainnya, seperti hipoplasia pulmonal dan prematuritas.[12,22,23]
Prognosis
Defek omfalokel yang besar dengan abnormalitas lain yang menyertai tentu memiliki risiko mortalitas lebih tinggi. Dan bayi dengan protrusi organ liver pada defek juga memiliki prognosis lebih buruk. Namun, bayi dengan omfalokel yang berukuran kecil umumnya tidak memiliki masalah di masa mendatang.
Pada kasus omfalokel dengan ukuran defek cukup besar, dapat timbul beberapa masalah medis jangka panjang seperti gastroesophageal reflux disease, insufisiensi pulmonal, asma, kesulitan makan, dan hambatan tumbuh kembang.[3,20,21]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini