Diagnosis Keratokonjungtivitis Vernal
Diagnosis keratokonjungtivitis vernal perlu dicurigai pada pasien yang mengalami mata merah disertai gatal pada mata, keluarnya cairan, iritasi, blefarospasme, dan fotofobia. Pasien biasanya mulai mengalami gejala pada masa kanak-kanak. Fotofobia bisa sangat berat dan menyebabkan pasien datang dengan kacamata hitam atau topi.[1,5]
Anamnesis
Keratokonjungtivitis vernal adalah bentuk dari konjungtivitis alergi. Pasien bisa datang dengan keluhan rasa gatal pada mata, fotofobia, rasa terbakar, sensasi benda asing pada mata, dan keluarnya air mata. Pada pasien yang lebih muda atau anak-anak dapat diamati gejala sering mengucek mata dan sering berkedip.
Gejala lain yang tipikal termasuk hiperemia konjungtiva, kemosis, dan nyeri. Semua gejala ini dapat menjadi sangat intens saat bangun tidur, yang disebut sebagai morning misery.
Pasien umumnya mengalami gejala saat paparan alergen. Alergen pada keratokonjungtivitis vernal biasanya bersifat air-borne, misalnya polen dan asap rokok.[1,4,5]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan hiperemia konjungtiva dan hipertrofi epitel konjungtiva.
Pemeriksaan Slit Lamp
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan menggunakan slit-lamp. Pemeriksaan bisa menunjukkan kongesti konjungtiva yang juga biasa disebut sebagai milky appearance. Temuan lain adalah papil yang membesar dan pseudomembran pada kasus yang lebih parah yang dikenal dengan maxwell-lyons signs.[7]
Palpebra
Pada palpebra dapat ditemukan hiperemia konjungtiva dan hipertrofi berbentuk seperti beludru pada tarsal superior. Pada perkembangan lebih lanjut dapat terbentuk papil raksasa berukuran lebih dari 1 mm disertai dengan endapan mukoid di antara papil tersebut. Selain itu dapat ditandai juga dengan kongesti konjungtiva minimal dan penurunan produksi mukus.[1]
Bulbar
Pada area bulbar dapat ditemukan kongesti konjungtiva bulbar di daerah interpalpebral. Papil menebal terbentuk di sekitar limbus dan berkumpul dengan sel apikal keputihan yang dikenal sebagai Horner Tranta Spots atau Horner Tranta Dots.[1]
Kornea
Pada area kornea, keratopati dapat muncul sebagai erosi epitel pungtata superfisial atau makroerosi dari epitel. Makroerosi biasanya disebabkan oleh toksisitas epitel akibat infiltrasi sitokin dan inflamasi sekunder akibat efek traumatis langsung dari papil.
Bentuk yang lebih parah dapat berupa plak dan ulkus yang disebut sebagai shield ulcer. Bekas luka yang dihasilkan oleh ulkus ini dapat mempengaruhi ketajaman visual.[1]
Tipe Keratokonjungtivitis Vernal
Keratokonjungtivitis vernal dibagi menjadi dua tipe tergantung pada bagian konjungtiva yang mengalami manifestasi klinis, yakni tarsal atau limbal. Serupa dengan konjungtivitis, gambaran khas dari keratokonjungtivits vernal tarsal adalah papilla, terutama pada tarsus atas dan limbus.
Papila ini berukuran besar hingga dapat mencapai 5mm dengan bagian atas yang rata yang juga biasa disebut sebagai papilla cobblestone. Papila ini mengandung sel-sel alergi seperti sel mast, eosinofil dan neutrofil.[2,8]
Sementara itu, bentuk keratokonjungtivitis vernal limbal memiliki papil, infiltrat limbal, dan Horner Trantas Dots. Jenis limbal lebih banyak ditemukan pada daerah tropis dan melibatkan kedua mata, sementara pada jenis keratokonjungtivitis vernal tarsal biasanya hanya melibatkan satu mata. Kombinasi dari kedua gejala pada tarsal dan limbal disebut juga sebagai jenis campuran.[8]
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding dari vernal konjungtivitis adalah bentuk lain dari konjungtivitis alergi, salah satunya adalah keratokonjungtivitis atopik.[1,2]
Keratokonjungtivitis Atopik
Konjungtivitis vernal biasa muncul pada usia awal remaja, sementara keratokonjungtivitis atopik dapat muncul di usia 20-50 tahun. Keratokonjungtivitis atopik biasa muncul bersamaan dengan rhinitis alergi, dermatitis atopik, dan asma.
Keratokonjungtivitis atopik bersifat lebih kronis dan dapat menghasilkan sikatrik pada konjungtiva, sedangkan konjungtivitis vernal adalah bentuk yang lebih ringan dan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.[1,2]
Konjungtivitis Alergi Lainnya
Meskipun beberapa tanda dan gejala dari keratokonjungtivitis vernal dapat serupa dengan penyakit alergi okular lain, keberadaan dari papil tarsal raksasa dapat membedakannya dari jenis konjungtivitis alergi lainnya.[9]
Blefarokeratokonjungtivitis Pediatrik
Blefarokeratokonjungtivitis pediatrik dapat dibedakan dari keratokonjungtivitis vernal melalui penilaian gejala dan perubahan kornea. Pada pasien dengan blefarokeratokonjungtivitis, krusta pada kulit kelopak mata dapat terjadi di pagi hari tetapi sekret bukanlah gambaran klinis utama. Manifestasi lain yang juga lebih mengarah ke blefarokeratokonjungtivitis adalah erosi epitel pungtata, keratitis marginal, kekeruhan sentral atau parasentral, dengan dan tanpa jaringan parut, serta vaskularisasi kornea sekunder.[5]
Skleritis
Gambaran edema lokal atau luas dan eritema keunguan mengindikasikan penyebab yang lebih serius, seperti skleritis.[5]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kasus keratokonjungtivitis vernal tidak selalu diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menilai derajat keparahan dan keterlibatan kornea.[1,2,7]
Tonometri
Tonometri digunakan untuk memeriksa tekanan intraorbital. Pada kasus keratokonjungtivitis vernal, peningkatan tekanan intraorbital dapat terjadi sebagai komplikasi ataupun penyebab.[1,2,7]
Teknik Pewarnaan
Pewarnaan yang dapat dilakukan adalah pewarnaan fluorescein. Pewarnaan tersebut dilakukan untuk mengevaluasi derajat keparahan dari konjungtivitis vernal dan memeriksa keterlibatan kornea.[7]
Corneal Topography
Pemeriksaan corneal topography dapat digunakan sebagai pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi dini pembentukkan keratokonus. Tidak hanya untuk deteksi dini dan pencegahan, pemeriksaan ini juga dapat memberikan kesempatan untuk penanganan kasus secara tepat waktu.[1]
Conjunctival Scraping
Conjunctival scraping atau yang biasa disebut sebagai kerokan konjungtiva dapat dilakukan pada pasien dengan keraguan diagnostik atau yang masih tidak menunjukkan perbaikan dengan tata laksana yang sudah diberikan. Conjunctival scraping dapat dilakukan dengan menggunakan spatula pada area dengan manifestasi terbanyak setelah diberikan anestesi topikal xylocaine 4%.[1,7]
Pemeriksaan Laboratorium Darah
Pemeriksaan antigen atau pemeriksaan kadar IgE dapat dipertimbangkan. Meski demikian, pemeriksaan ini jarang dilakukan di praktik dan umumnya digunakan untuk kepentingan penelitian.[1]