Pendahuluan Perdarahan Vitreus
Perdarahan vitreus adalah penyakit mata di mana terjadi ekstravasasi darah ke vitreus (badan kaca). Normalnya vitreus adalah bagian mata yang avaskuler yang dibatasi oleh internal limiting membrane retina di bagian posterior dan lateral, epitel nonpigmen badan siliar di bagian anterolateral, serta zonula dan kapsul posterior lensa kristalin di bagian anterior.[1,2]
Insidensi perdarahan vitreus adalah 7 kasus per 100.000 orang penduduk per tahun. Kejadian perdarahan vitreus banyak ditemukan pada pasien dengan retinopati diabetik proliferatif, break retina, oklusi vena retina, posterior vitreous detachment, dan trauma okular. Beberapa penyebab perdarahan vitreus yang lebih jarang adalah makroaneurisma arteri retina, neovaskularisasi koroidal, gangguan koagulasi, tumor intraokular, sindrom Terson, dan penyakit sistemik lain.[1,2]
Perdarahan vitreus dapat terjadi tiba-tiba, ditandai dengan penglihatan kabur mendadak dan tanpa rasa nyeri. Gangguan pada pemeriksaan visus bervariasi, tergantung lokasi dan volume perdarahan. Diagnosis perdarahan vitreus dapat ditemukan pada pemeriksaan funduskopi dengan dilatasi pupil.[2]
Etiologi perdarahan vitreus dapat ditemukan saat pemeriksaan awal, setelah perdarahan terabsorpsi sebagian, atau saat operasi vitrektomi.[2]
Tata laksana perdarahan vitreus meliputi terapi konservatif, laser fotokoagulasi, cryotherapy, injeksi anti-VEGF (anti-vascular endothelial growth factor), atau pembedahan vitrektomi pars plana. Tajam penglihatan dapat mengalami perbaikan apabila darah di vitreus telah terabsorpsi. Penurunan tajam penglihatan yang permanen disebabkan oleh kelainan retina dan makula yang timbul akibat penyakit yang menjadi etiologi perdarahan vitreus.[2]