Edukasi dan Promosi Kesehatan Retinoblastoma
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai gejala awal retinoblastoma, terutama leukokoria, penting disampaikan agar diagnosis dan penatalaksanaan dapat dilakukan secara dini. Edukasi mengenai kemungkinan retinoblastoma bersifat herediter, sehingga diperlukan pemeriksaan untuk anggota keluarga lain juga. Penatalaksanaan retinoblastoma pada stadium awal meminimalkan risiko metastasis dan meningkatkan angka harapan hidup.
Edukasi Pasien
Edukasi keluarga pasien mengenai gejala penyakit retinoblastoma, kemungkinan penyakit untuk diturunkan, dan berpotensi menimbulkan kematian bila tidak diberikan penatalaksanaan yang sesuai.
Konseling genetik dan pemeriksaan DNA pada anggota keluarga lain disarankan apabila ada risiko retinoblastoma herediter (riwayat anggota keluarga retinoblastoma atau riwayat enukleasi mata saat kecil). Tumor retinoblastoma yang ditemukan dengan ukuran yang kecil akan meningkatkan keberhasilan terapi dan fungsi penglihatan pasien mungkin dapat dipertahankan.[4,10]
Pemantauan dan kontrol wajib setelah pembedahan, terutama untuk retinoblastoma herediter, dilakukan setiap 2-4.bulan sekali hingga 2,5 tahun untuk memastikan tidak ada pertumbuhan tumor baru atau kelainan pada mata sisi satunya.[19]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit retinoblastoma dicapai dari deteksi dini melalui pemeriksaan skrining. Skrining paling mudah dilakukan adalah pemeriksaan red reflex menggunakan direct funduscopy di ruang temaram. Skrining ini disarankan dilakukan untuk semua neonatus sebelum keluar dari ruang perawatan. Penemuan leukokoria atau segala bentuk abnormalitas red reflex harus dirujuk ke dokter spesialis mata.[2,27]
Skrining mata perlu dilakukan pada setiap saudara kandung pasien retinoblastoma. Kedua orang tua pasien juga perlu dilakukan skrining mata untuk melihat adanya lesi mata yang berkaitan dengan retinoblastoma seperti retinoma, jaringan parut kalsifikasi pada retina, atau ptisis bulbi.[1,14]
Jika didapatkan riwayat retinoblastoma herediter di anggota keluarga, skrining dilakukan dengan pemeriksaan mata di bawah anestesi setiap 3-4 bulan sampai anak berusia 3-4 tahun, dilanjutkan setiap 6 bulan hingga anak berusia 5-6 tahun. Setelah itu dilakukan satu tahun sekali hingga anak berusia 8 tahun atau sampai anak kooperatif untuk dilakukan pemeriksaan fundus tanpa anestesi umum.[5]
Retinoblastoma tidak dapat dicegah, namun deteksi dan penatalaksanaan tumor pada stadium dini dapat memberikan angka kesembuhan dan kesintasan yang tinggi. Saat tumor ditemukan pada stadium dini ada kemungkinan yang lebih besar untuk mempertahankan bola mata bahkan penglihatan pasien.[2,5]
Skrining CT scan kepala atau MRI kepala dilakukan setiap 6 bulan setelah diagnosis retinoblastoma herediter hingga usia anak 5 tahun untuk medeteksi ada tidaknya massa intrakranial.[19]