Pendahuluan Chondrosarcoma
Chondrosarcoma atau kondrosarkoma merupakan jenis sarkoma yang menghasilkan kartilago dengan beragam jenis gambaran morfologis yang berbeda. Chondrosarcoma adalah kanker tulang kedua tersering setelah osteosarkoma. Chondrosarcoma dapat timbul pada lokasi tulang apapun, tetapi cenderung berada pada tulang pelvis, kosta, bahu dan femur.[1,2]
Chondrosarcoma dapat dibagi menjadi 2 yaitu chondrosarcoma sentral (skeletal) dan perifer (ekstraskeletal). Berdasarkan gambaran patologi anatominya, chondrosarcoma sentral dapat terbagi menjadi 4, yaitu:
- Clear cell chondrosarcoma,
- Mesenchymal chondrosarcoma,
- Dedifferentiated chondrosarcoma, dan
- Juxtacortical chondrosarcoma[1,3]
Sementara chondrosarcoma perifer terbagi atas myxoid type of chondrosarcoma (EMC), chondrosarcoma yang berdegenerasi dari osteochondroma atau berkaitan dengan hereditary multiple exostoses syndrome (HME).[1,3]
Prosedur diagnostik untuk menegakkan diagnosis chondrosarcoma adalah dengan biopsi terbuka. Diperlukan pemeriksaan radiologi yang baik untuk menentukan staging dan grading chondrosarcoma, antara lain foto polos, Computed Tomography Scan (CT scan), jika ada kecurigaan chondrosarcoma di kepala, gunakan CT Scan Kepala, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Positron Emission Tomography Scan (PET scan), dan Bone scan.[1-4]
Tujuan tatalaksana chondrosarcoma adalah untuk mencegah pertumbuhan tumor dan mencegah rekurensi. Pilihan terapi operasi meliputi kuretase, reseksi radikal, dan amputasi yang ditentukan berdasarkan ukuran, lokasi, staging dan grading lesi. Prognosis chondrosarcoma dipengaruhi oleh ukuran tumor, stadium, ada tidaknya metastasis yang dinilai berdasarkan The American Joint Committee on Cancer (AJCC) serta lokasi tumor dan pilihan terapi. Prognosis yang buruk biasanya terjadi pada chondrosarcoma yang mengalami metastasis. Laju kesintasan 5 tahun chondrosarcoma adalah 75,2%.[1,3,4]