Pendahuluan Gangguan Mood
Gangguan mood juga disebut sebagai gangguan suasana perasaan atau gangguan afektif. Gangguan mood adalah gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan perasaan, bersifat periodik dan berulang, serta menyebabkan hendaya dalam kehidupan penderita.[1,2]
Menurut DSM-5, gangguan mental yang termasuk dalam kelompok gangguan mood adalah gangguan bipolar, depresi, siklotimia, gangguan depresif persisten (distimia), gangguan disregulasi mood disruptif, dan premenstrual dysphoric disorder. Gangguan mood terjadi akibat interaksi antara faktor genetik, lingkungan, dan perubahan biokimia. Diagnosis gangguan mood ditentukan terutama berdasarkan anamnesis dan observasi dokter. Diagnosis dapat ditegakkan jika memenuhi kriteria diagnosis DSM-5. Pada kebanyakan kasus, tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.[1,3]
Modalitas terapi yang digunakan untuk penanganan gangguan mood adalah kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi. Terapi diberikan sesuai dengan gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pasien. Farmakoterapi dapat berupa obat antidepresan seperti escitalopram; antipsikotik atipikal seperti quetiapine; dan mood stabilizer seperti lithium.[1,4]
Prognosis gangguan mood sangat dipengaruhi oleh usia onset, kecepatan pasien terdiagnosis, durasi episode tanpa terapi, dan tingkat disfungsi yang terjadi. Sebagian besar pasien dengan gangguan mood mengalami relaps meskipun telah mendapatkan terapi. Karena itu penting dilakukan edukasi untuk mencegah kekambuhan dan meningkatkan fungsi pada pasien dengan gangguan mood.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan