Pendahuluan Penyakit Paget Tulang
Penyakit Paget tulang adalah kelainan pertumbuhan skeletal yang umumnya dimulai dengan resorpsi berlebihan dan diikuti dengan pembentukan tulang yang berlebihan. Penyakit Paget tulang sering bermanifestasi sebagai nyeri muskuloskeletal difus generalisata.[1,2]
Penyakit Paget tulang ditandai dengan aktivitas osteoklas berlebih yang diikuti kompensasi aktivitas osteoblas. Hal ini kemudian berlanjut pada pembentukan tulang yang tidak teratur, kurang kompak, lebih lemah secara mekanik, peningkatan vaskularisasi, dan lebih rentan terhadap fraktur. Tulang belakang, panggul, dan tengkorak adalah yang sering terkena. Komplikasi berbahaya dari penyakit Paget adalah perkembangan sarkoma pagetik.[1]
Gambar 1. Penyakit Paget Tulang. Sumber: Openi, 2006.
Penyakit Paget tulang dapat bersifat asimptomatik atau deformitas skeletal, misalnya asimetri pada area tulang yang defek. Diagnosis sering didapat secara tidak sengaja, misalnya saat pasien menjalani pemeriksaan rontgen tulang, seperti rontgen tulang belakang, untuk kondisi medis lain.
Pemeriksaan penunjang seperti rontgen tulang dan pemindaian tulang atau bone scan akan mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), serta kadar kalsium dan fosfatase serum normal.[1,2]
Pasien yang asimtomatik atau sedang tidak berada dalam fase aktif, maupun dengan nilai laboratorium normal tidak memerlukan penatalaksanaan khusus. Tujuan penatalaksanaan jangka pendek dari penyakit Paget tulang adalah mengontrol aktivitas penyakit, sedangkan tujuan jangka panjang adalah mencegah dan meminimalisir progresi dan mengurangi risiko komplikasi.
Terapi medikamentosa dapat berupa bifosfonat dan kalsitonin. Terapi bedah dilakukan jika pasien mengalami fraktur atau terjadi perkembangan ke arah osteosarkoma.[1–3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli