Pendahuluan Deviasi Septum Nasal
Deviasi septum nasal adalah variasi anatomi dimana septum nasal tidak lurus sempurna di garis tengah antara cavum nasalis kanan dan kiri. Deviasi septum nasal dapat menyebabkan gejala obstruksi nasal maupun terganggunya tampilan estetik hidung.[1-3,16]
Deviasi septum nasal dapat terjadi secara kongenital maupun didapat. Deviasi septum nasal yang didapat, seringkali disebabkan karena trauma yang menyebabkan dislokasi. Berdasarkan klinis, deviasi septum nasal dapat bersifat asimtomatik maupun bergejala, tergantung derajat obstruksi. Gold standard diagnosis deviasi septum nasal adalah pemeriksaan fisik hidung dengan rhinoskopi anterior maupun endoskopi.[1,16,17]
Penilaian komprehensif diperlukan dalam manajemen deviasi septum nasal untuk merencanakan tindakan preoperatif, perbaikan fungsi, dan estetik. Biasanya septoplasti cukup untuk mengatasi deviasi septum nasal yang signifikan, tetapi terkadang dibutuhkan septorinoplasti.[1–3,16]
Berdasarkan klasifikasi Mladina, deviasi septum nasal dapat dibagi menjadi:
- Tipe I: benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara
- Tipe II: benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, tetapi belum menunjukkan adanya gejala klinis yang bermakna
- Tipe III: deviasi pada konka media (area osteomeatal dan meatus media)
- Tipe IV: septum berbentuk “S” (posterior ke sisi lain dan anterior ke sisi lainnya)
- Tipe V: tonjolan besar unilateral pada dasar septum, tetapi sisi lain masih normal
- Tipe VI: tipe V disertai sulkus unilateral dari kaudal hingga ventral, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri
- Tipe VII: kombinasi lebih dari satu tipe[4,5]
Pada perkembangannya, deviasi septum nasal bisa menimbulkan masalah lain dalam sistem penghidu, misalnya sinusitis.[6]
Tata laksana deviasi septum nasal dapat berupa operatif maupun non–operatif. Watchful waiting dapat dilakukan pada deviasi septum nasal asimtomatik. Pada keadaan dimana deviasi septum nasal memberikan keluhan obstruksi maupun rhinosinusitis kronis, tindakan operasi seperti septoplasti dan medikamentosa seperti kortikosteroid inhalasi dan dekongestan dapat dipertimbangkan.[16]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli