Pasien Anak - Panduan E-prescription Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Panduan e-prescription untuk infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pada anak ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan inflamasi pada hidung, sinus paranasal, nasofaring, epiglotis, atau laring yang disebabkan oleh infeksi organisme patogen. Penyebab ISPA dapat virus (seperti rhinovirus dan coronavirus) atau bakteri (seperti Streptococcus spp dan Haemophilus influenzae).[1]
Tanda dan Gejala
Pada anamnesis, anak dengan ISPA mengeluhkan beberapa gejala berikut:
-
Nasal discharge dan kongesti
- Bersin, sakit tenggorokan, batuk
- Demam dan malaise[1]
Masa inkubasi sekitar 1−3 hari setelah paparan. Durasi penyakit bisa selama 7−10 hari, atau menetap hingga 3 minggu.[1]
Tanda Bahaya
Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan apabila anak dengan ISPA mengalami salah satu dari kondisi berikut ini:
- Sesak napas
- Nyeri dada dan/atau nyeri perut
- Bibir dan kuku tampak kebiruan
- Kejang
- Penurunan kesadaran
- Kulit pucat dan teraba dingin[1,2]
Peringatan
Beberapa peringatan yang harus dipahami saat menuliskan e-prescription untuk infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pada anak adalah:
-
Sebagian besar penyakit ISPA pada anak merupakan common cold yang bersifat self limiting disease dan dapat sembuh total dalam 14 hari, sehingga tidak harus meresepkan antibiotik[1,3]
-
Perlu komunikasi yang tepat antara dokter dan orang tua pasien untuk mencegah peresepan antibiotik yang tidak beralasan[1,3]
-
Perhatian khusus pada anak dengan riwayat asma, karena ISPA dapat memicu terjadinya eksaserbasi akut, superinfeksi bakteri, serta obstruksi jalan napas. Namun, ISPA pada penderita asma tidak harus selalu diberikan antibiotik[4]
-
Tidak terdapat manfaat klinis yang bermakna pada pemberian antihistamin sebagai monoterapi ISPA pada anak, baik antihistamin generasi pertama maupun kedua[5]
- Hindari pemberian codeine yang tidak bermanfaat untuk meringankan batuk[6]
-
Waspadai risiko efek samping dalam pemberian obat kombinasi, seperti obat kombinasi dekongestan-antihistamin-analgesik[7]
Tata Laksana Suportif
Penatalaksanaan ISPA pada anak umumnya bersifat suportif karena lebih sering dipicu oleh infeksi virus yang bersifat self limiting disease. Tata laksana suportif dapat berupa perawatan home remedy dan pemberian obat-obatan, seperti analgesik/antipiretik, dekongestan, antihistamin, dan mukolitik.[1-3]
Perawatan Home Remedy
Tata laksana home remedy pada anak dengan ISPA antara lain:
- Cukup minum air putih (anak usia 7‒12 bulan sekitar 800 ml; anak usia 1‒3 tahun sekitar 1,3 liter; anak usia 4‒8 tahun sekitar 1,7 liter; dan anak >9 tahun 2,1‒2,4 liter)[8]
- Kompres hangat
- Irigasi nasal dengan normal saline
- Berkumur dengan cairan saline untuk anak usia >2 tahun[3,9]
Obat Analgesik/Antipiretik
Dapat dipilih salah satu obat paracetamol atau ibuprofen.[10,11]
Dosis Paracetamol:
- Usia <12 tahun: dosis 15 mg/kgBB per pemberian, maksimal 4 kali dalam sehari
- Usia >12 tahun: dosis 500 mg, diberikan 4 kali dalam sehari, dosis maksimal 3.250 mg per 24 jam
- Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan 650 mg; sirup 120 mg/5 mL; dan drop 60 mg/0,6 mL[10]
Dosis Ibuprofen:
- Usia <6 bulan: tidak dianjurkan
- Usia >6 bulan: dosis 10 mg/kgBB, diberikan 3 kali dalam sehari
- Dosis maksimal dalam 1 hari adalah 40 mg/kgBB
- Ibuprofen tersedia dalam bentuk tablet 200 mg; kaplet 400 mg; serta sirup/suspensi 100 mg/5 mL dan 200 mg/ 5mL[11]
Dekongestan Topikal
Dekongestan topikal atau intranasal dapat dipilih antara sediaan oxymetazoline intranasal solution, fluticasone furoate nasal spray, larutan natrium klorida, atau obat semprot hidung dengan kandungan seawater.[12,13]
Oxymetazoline Intranasal:
- Anak >6 tahun: semprot hidung 0,05%, disemprotkan 1-2 kali ke masing-masing lubang hidung sebanyak 2-3 kali sehari jika perlu, durasi maksimal 5-7 hari berturut-turut
- Anak 1-6 tahun: tetes hidung 0,025%, diteteskan 1-2 tetes ke setiap lubang hidung sebanyak 2-3 kali sehari jika perlu, durasi maksimal 5-7 hari berturut-turut[14]
Fluticasone Furoate Nasal 27,5 mcg/spray:
- Usia 4−11 tahun: diberikan 1 semprotan/hari tiap lubang hidung, dapat ditingkatkan menjadi 2 semprotan/hari tiap lubang hidung, digunakan hingga gejala membaik
- Usia ≥12 tahun: dosis inisiasi 2 semprotan/hari tiap lubang hidung, jika respon positif maka dilanjutkan dengan dosis rumatan 1 semprotan/hari tiap lubang hidung, digunakan hingga gejala membaik
- Penggunaan kortikosteroid intranasal harus dibatasi maksimal selama 2 bulan dalam setahun [13]
Larutan Natrium Klorida:
- Sediaan obat tetes hidung: untuk anak usia >1 bulan diberikan 1−2 tetes/hari di setiap lubang hidung, maksimal selama 3 hari
- Sediaan obat semprot hidung: untuk anak usia >1 bulan diberikan 1 semprotan/hari di setiap lubang hidung, maksimal selama 3 hari[15]
Obat Semprot Hidung dengan Kandungan Air Laut (Seawater):
- Usia >6 tahun: 2−6 semprotan/hari, tiap lubang hidung, maksimal selama 3 hari [16]
Dekongestan Sistemik
Dekongestan sistemik merupakan obat minum yang digunakan untuk meredakan kongesti nasal. Contoh obat dekongestan sistemik yang sering diberikan antara lain pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, phenylephrine, dan oxymetazoline.[17]
Dosis Pseudoephedrine:
- Anak >12 tahun: tablet konvensional diberikan 60 mg setiap 4–6 jam dengan dosis maksimal 240 mg/hari, sedangkan tablet lepas lambat diberikan 120 mg setiap 12 jam atau 240 mg setiap 24 jam
- Anak 6‒11 tahun: 30 mg setiap 4‒6 jam, dosis maksimal 120 mg/24 jam
- Tidak untuk anak usia <6 tahun[18]
Di Indonesia, pseudoephedrine umumnya tersedia dalam bentuk kombinasi, di antaranya:
- Pseudoephedrine HCl 15 mg dan dextromethorphan 5 mg (contoh Triaminic® sirup): dosis anak 4‒11 tahun 5 mL setiap 4‒6 jam
Dosis Ephedrine:
- Anak usia >12 tahun: 60 mg, 3 kali/hari
- Anak usia 6‒12 tahun: 30 mg, 3 kali/hari
- Tidak untuk anak usia <6 tahun[19]
Antihistamin
Studi meta analisis menunjukkan bahwa pemberian monoterapi antihistamin untuk ISPA pada anak tidak bermakna klinis. Data yang terbatas menunjukkan bahwa kombinasi antihistamin-analgesik dapat meringankan gejala ISPA pada kelompok anak yang lebih besar. Antihistamin sistemik yang dapat diberikan adalah antihistamin generasi pertama yaitu chlorpheniramine maleate (CTM), atau generasi kedua seperti cetirizine. Antihistamin generasi pertama memberikan efek samping sedatif yang lebih kuat.[5,20]
Dosis Chlorpheniramine Maleate:
- Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti
- Usia 2−5 tahun: 1 mg diberikan setiap 4−6 jam, dosis maksimal 6 mg/hari
- Usia 6−12 tahun: 2 mg diberikan setiap 4-6 jam, dosis maksimal 12 mg/hari
- Usia >12 tahun: 4 mg diberikan setiap 4-6 jam, dosis maksimal 24 mg/hari
- CTM tersedia dalam bentuk tablet/kaplet 4 mg dan 5 mg, serta sirup 2 mg/5 mL [20,21]
Dosis Cetirizine:
- Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti
- Usia 2−6 tahun: dosis 2,5 mg diberikan sekali sehari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sekali sehari atau 2,5 mg 2 kali sehari, dosis maksimal 5 mg/hari
- Usia >6 tahun: 5‒10 mg diberikan sekali sehari, dosis maksimal 10 mg/hari
- Cetirizine tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg; tablet salut 10 mg; kapsul 10 mg; serta sirup 5 mg/ 5 mL dan 10 mg/5 mL [20,22]
Mukolitik
Obat mukolitik dapat diberikan untuk ISPA pada anak disertai batuk berdahak, untuk membantu ekspektorasi dengan mengurangi viskositas sputum. Obat mukolitik tidak diberikan pada ISPA yang tidak disertai batuk, atau disertai batuk yang kering. Contoh obat mukolitik adalah guaifenesin dan ambroxol.[23,24]
Dosis Guaifenesin:
- Usia 6−12 tahun: dosis 100−200 mg, diberikan 4 kali sehari, dengan dosis maksimal 1200 mg per hari
- Usia >12 tahun: dosis 200−400 mg setiap 4 jam, atau 600−1200 mg setiap 12 jam jika diberikan tablet lepas lambat, dosis maksimal 2400 mg/hari
- Guaifenesin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg, 200 mg, dan 400 mg; sirup 100 mg/5 mL; serta tablet lepas lambat 600 mg dan 1200 mg[23]
Dosis Ambroxol:
Ambroxol tablet 30 mg, diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Usia 6−12 tahun: dosis 15−30 mg, 1−2 kali/hari
- Usia >12 tahun: dosis 30 mg, 2‒3 kali/hari
Sedangkan ambroxol sirup 15 mg/5 mL, diberikan dosis sebagai berikut:
- Usia < 2 tahun: dosis 2,5 mL, 2 kali/hari
- Usia 2−6 tahun: dosis 2,5 mL, 3 kali/hari
- Usia 6−12 tahun: dosis 5 mL, 2−3 kali/hari [24]
Antitusif
Diberikan dengan tujuan untuk meringankan batuk kering, tetapi antitusif tidak lagi direkomendasikan untuk batuk pada anak. Noscapine dan codeine dilarang keras untuk diberikan untuk anak usia <12 tahun, karena risiko efek samping serius seperti gangguan napas. [25]
Penelitian yang melibatkan 105 anak menyimpulkan bahwa madu lebih efektif dibandingkan dengan dextromethorphan atau tanpa pengobatan, dalam meredakan gejala batuk yang berhubungan dengan ISPA. Madu terbukti lebih efektif sebagai antitusif dengan efek samping lebih sedikit, dan dapat diberikan dengan aman untuk anak 12 bulan ke atas.[26]
Dosis Madu:
- Usia 12 bulan ‒ 5 tahun: ½ sendok teh
- Usia 6‒11 tahun: 1 sendok teh
- Usia 12‒18 tahun: 2 sendok teh
- Diberikan 1 kali setiap 30 menit sebelum tidur
- Ukuran 1 sendok teh setara dengan 5 mL, tetapi dosis pemberian madu tidak harus tepat seperti obat[26]
Dosis Noscapine Drops 10 mg/mL:
- Usia < 1 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti klinis.
- Usia 1-6 tahun: 2 tetes, diberikan 3-4 kali sehari.
- Usia 6-12 tahun: 5 tetes, diberikan 3-4 kali sehari.
- Usia > 12 tahun: 10 tetes, diberikan 3-4 kali sehari[27]
Bila mengalami muntah berat, gangguan keseimbangan, dan halusinasi maka pengobatan segera dihentikan dan pasien dirujuk ke rumah sakit terdekat.[27]
Terapi Antiviral
Secara umum, pasien anak dengan ISPA tidak perlu diberikan antiviral. Namun, dapat diberikan pada kasus influenza A dan B dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko pada setiap kasus sebelum meresepkan antiviral. Obat antiviral di antaranya oseltamivir.
Dosis Oseltamivir:
- Usia <1 tahun: dosis 3 mg/kgBB, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
- Usia 1−12 tahun dengan berat badan ≤15 kg: dosis 30 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
- Usia 1−12 tahun dengan berat badan >15−23 kg: dosis 45 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
- Usia 1−12 tahun dengan berat badan >23−40 kg: dosis 60 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
- Usia 1−12 tahun dengan berat badan >40 kg: dosis 75 mg diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
- Usia >12 tahun: dosis 75 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
- Sediaan oseltamivir dalam bentuk kapsul 75 mg, dan sirup kering 12 mg/mL [28,29]
Oseltamivir tidak memiliki aktivitas melawan virus corona, oleh karena itu obat antiviral ini telah salah dimasukkan dalam beberapa pedoman terapi COVID-19.
Terapi Antibiotik
Kebanyakan kasus ISPA tidak membutuhkan terapi antibiotik, termasuk ISPA pada anak. Namun, antibiotik dapat diberikan jika terbukti ISPA disebabkan oleh bakteri, seperti faringitis streptokokus grup A, sinusitis bakterial, epiglotitis bakterial, pertusis, atau difteri. [4]
Antibiotik spektrum luas yang dapat diberikan adalah amoxicillin, cefixime, atau azithromycin.[30-32]
Amoxicillin
- Dosis 40‒45 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3 dosis, diberikan selama 10 hari
-
Sediaan amoxicillin tersedia dalam bentuk sediaan tablet 500 mg, dan sirup kering 125 mg/5ml.[30]
Cefixime
- Dosis 8 mg/kg/hari, terbagi dalam 1‒2 dosis, selama 7‒14 hari
-
Sediaan cefixime dalam bentuk tablet salut 100 mg dan 200 mg; kapsul 50, 100, dan 200 mg; serta sirup suspensi 100 mg/5 mL dan 200 mg/5 mL [31]
Azithromycin
- Dosis: 12 mg/kg/hari, dosis tunggal, selama 5 hari.
Sediaan azithromycin dalam bentuk tablet 500 mg, dan sirup kering 200 mg/5 mL [32]