Diagnosis Presbikusis
Diagnosis presbikusis didapat dengan gejala khas kesulitan dalam mengerti komponen wicara, terutama dalam frekuensi tinggi dan voiceless consonants, yaitu huruf p, k, f, s, dan ch; serta cocktail party deafness dan tinnitus.[1]
Anamnesis meliputi awitan gejala, progresivitas, keterlibatan kedua telinga, keluhan tambahan, riwayat pekerjaan, riwayat paparan terhadap suara keras, riwayat penggunaan obat ototoksik, serta riwayat penyakit sistemik.
Pemeriksaan fisik dilakukan menggunakan otoskop dan garpu tala. Sementara itu, pemeriksaan penunjang audiometri dapat membantu mengonfirmasi adanya penurunan fungsi pendengaran.[1,3]
Anamnesis
Pasien presbikusis biasanya berusia 60 tahun ke atas, datang dengan keluhan gangguan pendengaran atau merasa pendengaran kurang pada kedua telinga. Gangguan pendengaran ini memburuk seiring dengan bertambahnya usia, dan dapat disertai keluhan tambahan seperti tinnitus dan gangguan diskriminasi wicara.
Setelah menanyakan keluhan pasien, tanyakan faktor risiko yang berperan, misalnya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, paparan suara keras, penggunaan obat-obat ototoksik, serta riwayat infeksi telinga di masa lampau.[3,10]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik telinga pada presbikusis meliputi pemeriksaan dengan otoskopi, kemudian dilanjutkan pemeriksaan menggunakan garpu tala yang diutamakan untuk membedakan sifat gangguan pendengaran yang konduktif atau sensorineural.
Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan telinga dilakukan untuk evaluasi telinga luar dan tengah. Pemeriksaan umum telinga dilakukan untuk menilai bentuk daun telinga, liang telinga, membran timpani, serta menyingkirkan kemungkinan penyebab gangguan pendengaran lain, misalnya otitis, serumen prop, atau kolesteatoma.
Pada presbikusis, biasanya hasil pemeriksaan umum telinga dalam batas normal. Seringkali pada lansia dapat ditemukan serumen atau membran timpani yang agak lebih buram karena adanya serumen. Hal ini perlu dibedakan dengan serumen prop.[10]
Pemeriksaan Garpu Tala
Pemeriksaan yang dilakukan dengan bantuan garpu tala adalah tes Rinne, tes Weber, dan tes Schwabach. Tes ini dapat membantu membedakan tuli konduktif dengan sensorineural. Pada kasus presbikusis, umumnya hasil pemeriksaan menunjukkan tuli sensorineural pada kedua telinga.[10]
Diagnosis Banding
Presbikusis bisa didiagnosis banding dengan penyakit Meniere dan noise induced hearing loss.
Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah suatu kelainan pendengaran akibat peningkatan tekanan pada sistem endolimfatik. Keluhan pasien mencakup gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif, vertigo, tinnitus, dan rasa tidak nyaman pada telinga. Sama halnya seperti presbikusis, penyakit Meniere lebih sering terjadi pada orang usia lanjut, tetapi penyakit Meniere biasanya hanya menyerang 1 telinga saja (unilateral).[10,11]
Noise Induced Hearing Loss
Noise induced hearing loss (NIHL) adalah gangguan pendengaran akibat paparan suara bising dalam jangka lama. NIHL umumnya menyerang kedua telinga, dan dapat disertai keluhan lain seperti tinnitus. Meskipun dari segi faktor risiko dan keluhan hampir serupa, tetapi rentang usia pasien yang akan mengalami NIHL cukup beragam. NIHL tidak selalu terjadi pada pasien usia lanjut.[12]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk membantu diagnosis presbikusis adalah audiometri nada murni. Pada dasarnya, pemeriksaan audiometri bertujuan untuk menilai kemampuan seseorang dalam mendengar suara pada berbagai intensitas dan frekuensi. Pemeriksaan penunjang lain, seperti tes kadar gula darah bisa mengevaluasi faktor risiko yang berperan tapi tidak wajib dilakukan.
Audiometri Nada Murni
Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada orang usia lanjut yang kooperatif. Pasien akan diberikan headphones dan diperdengarkan suara ke satu telinga dalam satu waktu.
Apabila pasien mendengar suara tersebut, pasien diminta untuk merespon. Hasil dari pemeriksaan ini disajikan dalam bentuk audiogram. Pada presbikusis, akan ditemukan penurunan pendengaran pada kedua telinga, dengan frekuensi di atas 2000 Hz.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli