Telah banyak studi yang menunjukkan bahwa penggunaan phenylephrine tidak lebih efektif dibandingkan plasebo dalam meredakan gejala hidung tersumbat. Oleh sebab itu, bahan aktif yang banyak digunakan dalam obat dekongestan oral dijual bebas (over-the-counter/OTC) ini sedang terancam mengalami penghapusan dari daftar obat yang diakui efektif oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA).[1]
Phenylephrine termasuk golongan agonis alfa-1 adrenergik, dengan mekanisme kerja vasokonstriksi pembuluh darah di rongga hidung. Senyawa ini hampir tidak memiliki aktivitas terhadap reseptor beta-adrenergik, sehingga efeknya terbatas pada sistem vaskular tanpa memengaruhi fungsi jantung atau bronkodilatasi secara signifikan. Mekanisme kerja inilah yang mendasari penggunaannya sebagai dekongestan.[1-3]
Bukti Ilmiah Menunjukkan Bahwa Phenylephrine Oral Tidak Efektif
Sebuah tinjauan sistematik dilakukan sesuai pedoman PRISMA dengan pencarian literatur di PubMed, Cochrane, dan Scopus untuk publikasi tahun 1998–2023. Kriteria inklusi difokuskan pada uji klinis acak terkontrol (RCT) dan studi kasus-kontrol pada populasi dewasa yang membandingkan efikasi phenylephrine oral dengan plasebo atau terapi standar.
Sebanyak 4 studi memenuhi kriteria, dengan desain dan populasi yang bervariasi, serta menilai perubahan gejala kongesti hidung dan resistensi nasal. Hasil analisis menunjukkan bahwa phenylephrine oral tidak memberikan perbaikan bermakna dibanding plasebo dalam meredakan kongesti hidung. Walaupun profil keamanannya relatif baik, dengan efek samping terbatas pada sakit kepala dan ketidaknyamanan ringan, efikasi klinisnya dianggap minimal.[4]
Hasil serupa juga diungkap dalam sebuah uji klinis acak terkontrol fase 2 multisenter, paralel, dan terbuka yang melibatkan 539 pasien dewasa dengan seasonal allergic rhinitis (SAR). Peserta diacak untuk menerima phenylephrine hidroklorida (PE HCl) dalam dosis tetap 10, 20, 30, atau 40 mg, atau plasebo, selama 7 hari. Luaran primer adalah perubahan rata-rata skor kongesti hidung reflektif harian dari baseline.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada dosis phenylephrine (hingga 40 mg setiap 4 jam) yang memberikan perbaikan signifikan dibanding plasebo pada gejala kongesti hidung. Secara umum, obat ditoleransi dengan baik, dengan efek samping paling sering berupa sakit kepala (3%).[5]
Penggunaan Phenylephrine Oral Seharusnya Dihentikan
Sejak pseudoephedrine dibatasi penggunaannya karena merupakan prekursor untuk pembuatan amfetamin, phenylephrine menjadi alternatif populer untuk meredakan gejala pilek dan hidung tersumbat, seperti pada rhinitis dan common cold. Namun, temuan FDA mengindikasikan perlunya penghapusan penggunaan phenylephrine dari daftar GRASE (Generally Recognized as Safe and Effective) di Amerika Serikat. Hal yang sama kemungkinan juga perlu diberlakukan di Indonesia.[1,4]
Panel penasihat FDA menyimpulkan bahwa efikasi phenylephrine oral sebagai dekongestan sangat minim berdasarkan sejumlah studi besar. Salah satu uji klinis yang melibatkan 539 pasien rhinitis alergi memperkuat temuan tersebut, diperparah oleh bioavailabilitas oral phenylephrine yang hanya sekitar 38%.[1,5,6]
Meski selama puluhan tahun dianggap aman dan efektif, komite FDA menyimpulkan bahwa phenylephrine oral tidak efektif meredakan gejala hidung tersumbat pada dosis yang direkomendasikan, yakni 10 mg setiap 4 jam, maupun dosis lebih tinggi 40 mg. Namun, FDA menegaskan bahwa bentuk sediaan semprot dan tetes hidung phenylephrine masih dinilai efektif.[6-8]
Kesimpulan
Beberapa basis bukti ilmiah menunjukkan bahwa phenylephrine oral tidak lebih efektif dibandingkan plasebo dalam meredakan gejala hidung tersumbat, seperti yang dialami pasien dengan rhinitis alergi dan common cold. Di Amerika Serikat sendiri, penggunaan phenylephrine oral secara klinis sepertinya akan dihentikan oleh FDA karena efikasinya yang minim. Obat-obat yang tidak efektif, seperti phenylephrine oral, sebaiknya juga dihentikan peredarannya di Indonesia, demi memastikan pasien mendapat terapi yang efektif dan aman.