Red Flag atau tanda bahaya pada pasien dengan pembengkakan daerah inguinal perlu dikenali agar dokter dapat membedakan apakah pasien memerlukan tindakan bedah segera atau tidak.
Pembengkakan daerah inguinal dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari bayi, anak, ataupun pasien dewasa. Pembengkakan daerah inguinal dapat disebabkan oleh adanya hernia inguinalis, hernia femoralis, adenopati maligna atau reaktif, ataupun kelainan pada area kelamin pria seperti varikokel, torsio testis, dan testis ektopik. [1-3]
Kemungkinan Penyebab Pembengkakan Inguinal
Terdapat berbagai kondisi medis yang dapat menyebabkan pembengkakan inguinal, antara lain:
Hernia inguinalis: Sebagian besar hernia inguinalis bersifat indirek dan tidak memerlukan intervensi bedah segera. Namun, pada kasus hernia inkarserata, dimana hernia tidak lagi dapat direduksi dan dapat menyebabkan strangulasi, pembedahan perlu dilakukan sesegera mungkin. Pada infant, masih diperdebatkan kapan waktu terbaik melakukan repair. Tetapi, dengan adanya peningkatan risiko inkarserata, kebanyakan dokter bedah anak akan melakukan intervensi segera setelah diagnosis.
- Hernia fermoral: Lebih jarang terjadi, namun lebih cepat menyebabkan strangulasi.
- Limfadenopati: Dapat disebabkan oleh adanya peradangan atau infeksi pada tubuh. Limfadenopati area inguinal umumnya berkaitan dengan fokus infeksi pada ekstremitas bawah.
- Patologi vaskular, seperti aneurisma arteri femoral dapat menyebabkan pembengkakan inguinal, terutama pada pasien dengan riwayat tindakan medis yang melibatkan arteri femoral (misalnya angiografi koroner)
- Kelainan pada kelamin pria, seperti undesensus testis, torsio testis, varikokel, atau hidrokel. Torsio testis adalah salah satu kegawatdaruratan bedah anak yang paling banyak ditemukan di praktik
- Neoplasma: Tumor testikular adalah penyebab 1-2% tumor solid pada anak. Tumor ini umumnya ditemukan pada anak berusia 2 tahun. Kasus jinak lebih banyak pada anak dibandingkan dewasa. [1,4]
Red Flag Pembengkakan Inguinal
Tanda bahaya atau red flag yang harus diperhatikan pada pasien dengan pembengkakan daerah inguinal, adalah:
- Pembengkakan yang sangat nyeri
- Kondisi sistemik yang tidak stabil
- Pembengkakan yang terasa hangat, nyeri, dan tidak dapat direduksi
- Pembengkakan inguinal pada pasien dengan riwayat kanker
- Pernah menjalani intervensi atau operasi pada daerah inguinal
- Pembengkakan yang berdenyut
- Adanya pembesaran nodus limfa inguinal dengan gejala pada daerah punggung, tungkai, atau pelvis[4]
Sekilas tentang Manajemen Pasien dengan Red Flag Pembengkakan Inguinal
Apabila didapatkan massa kenyal, tidak dapat direduksi, nyeri, dan perubahan kulit menjadi eritema pada pasien dengan riwayat hernia indirek, maka perlu dicurigai sudah terjadi inkarserata.
Pembengkakan inguinal yang berdenyut perlu meningkatkan kecurigaan ke arah aneurisma arteri femoralis atau iliaka. Massa yang padat dan tidak dapat direduksi dapat meningkatkan kecurigaan ke arah tumor atau adenopati.
Ultrasonografi Bisa Dipertimbangkan Sebagai Pemeriksaan Awal
Ultrasonografi (USG) dapat menjadi pemeriksaan inisial untuk mengidentifikasi penyebab pembengkakan inguinal. Pada kondisi hernia inkarserata, usus akan masuk ke dalam daerah inguinal mengakibatkan obstruksi dan strangulasi. USG tidak akan memperlihatkan adanya vaskularisasi pada studi Doppler. Selain itu, beberapa kasus menunjukkan adanya penebalan parietal dan hilangnya peristaltik usus apabila intestinal loops terlibat. Pada kondisi ini, tindakan bedah diperlukan sesegera mungkin.
USG juga dapat membantu mengidentifikasi torsio testis dengan memperlihatkan tidak adanya vaskularisasi atau vaskularisasi menurun pada bagian yang terpuntir. Torsio testis juga merupakan kegawatdaruratan yang membutuhkan tata laksana segera.
Jika pembengkakan inguinal dicurigai disebabkan oleh infeksi, USG dapat memperlihatkan adanya peningkatan aliran darah lokal dan pembentukan abses dengan gambaran lesi hipoekoik, batas ireguler, dengan atau tanpa halo di sekitarnya. [5]