Secukinumab menjadi salah satu pilihan dalam tata laksana psoriasis derajat sedang hingga berat. Secukinumab merupakan antibodi IL-17 monoklonal yang pertama kali disetujui FDA untuk penanganan psoriasis vulgaris, karena dapat meningkatkan kepuasan dan kualitas hidup pasien secara signifikan.[1-4]
Secukinumab adalah agen biologis yang secara khusus bekerja sebagai anti interleukin-17 (IL-17), sehingga menginterupsi jalur patogenesis psoriasis. Agen biologik dapat digunakan sebagai pengobatan lini pertama pada psoriasis sedang-berat, atau setelah gagal >2 kali terapi sistemik konvensional (siklosporin, acitretin, methotrexate), muncul efek samping yang tidak dapat ditoleransi pada penggunaan terapi sistemik konvensional, dan pasien psoriasis dengan komorbiditas.[5]
Skrining Sebelum Terapi Secukinumab
Secukinumab tergolong obat yang aman sehingga sangat direkomendasikan. Namun, sebelum penggunaannya perlu skrining indikasi dan kontraindikasi obat. Pemeriksaan yang harus dilakukan sebagai skrining adalah:
- Tuberkulosis: rontgen toraks atau IGRA
- Tes kehamilan
- Darah perifer lengkap (DPL), C-reactive protein (CRP)
- Elektrolit, fungsi ginjal, enzim hati, gula darah sewaktu (GDS)
- Keganasan (sesuai dengan kecurigaan)
- Tes serologi HBV, HCV, dan HIV[1,6]
Indikasi
Indikasi penggunaan secukinumab adalah psoriasis sedang hingga berat, psoriasis palmoplantar hipertrofik, psoriasis pustular generalisata, arthritis psoriatic, dan ankylosing spondylitis.[1,3]
Kriteria psoriasis derajat berat adalah salah satu kriteria di bawah ini:
Body surface area (BSA) >10%
Psoriasis area severity index (PASI) >10
Dermatology life quality index (DLQI) >10
- Psoriasis dengan komorbiditas
- Recalcitrant psoriasis
Difficult to treat psoriasis (nail, palmoplantar, dan scalp psoriasis)[6]
Kontraindikasi
Sedangkan kontraindikasi secukinumab adalah:
- Alergi/hipersensitivitas secukinumab
- Pemberian vaksin hidup, seperti BCG, MMR, polio oral, rotavirus, varicella
- Infeksi aktif, seperti tuberkulosis, hepatitis B, hepatitis C, HIV, sepsis
- Premaligna
- Penyakit demielinasi, neuritis optik, multiple sclerosis
- Penyakit Crohn, gagal jantung kongestif, gangguan hati dan ginjal
- Anak-anak, ibu hamil dan menyusui[1,6]
Jika hasil pemeriksaan awal tidak sesuai, atau terdapat kontraindikasi, maka terapi secukinumab harus ditunda atau gunakan terapi lain.[6]
Dosis Terapi Secukinumab
Terapi secukinumab diberikan melalui injeksi subkutan. Dosis penggunaan adalah:
- Inisial: 300 mg, 1 kali setiap minggu, selama 1 bulan (minggu ke-0, ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4)
- Pemeliharaan: 300 mg, diberikan 1 kali setiap 4 minggu (minggu ke-8, ke-12, dan seterusnya)[3,6]
Monitoring dan Evaluasi Terapi Secukinumab
Monitoring setiap kali injeksi secukinumab adalah:
- Tanda infeksi superfisial dan sistemik
- Penyakit Crohn
- Reaksi anafilaksis, alergi, atau hipersensitivitas
- Skor PASI dan DLQI[1,6]
Sedangkan pemantauan yang dilakukan pada minggu ke-12 pemberian secukinumab adalah:
- PASI dengan target 🛆PASI 75
- Pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL), enzim hati, dan fungsi ginjal [6]
Untuk minggu ke-24 dan setiap 24 minggu berikutnya, pemantauan yang dilakukan adalah pemeriksaan PASI, DPL, enzim hati, fungsi ginjal, dan rontgen toraks atau IGRA bila ada kecurigaan.[6]
Jika 🛆PASI 75 tidak tercapai, hasil pemantauan tidak normal, atau muncul efek samping, maka rujuk pasien ke spesialis terkait dan berikan pengobatan efek samping. Setelah hasil pemantauan kembali normal dan efek samping membaik, maka terapi secukinumab dapat dilanjutkan. Namun, jika hasil pemantauan tetap tidak normal atau efek samping tidak tertangani, maka hentikan pengobatan.[6]
Jika 🛆PASI 75 tercapai dan efek samping tidak ada, maka terapi secukinumab dapat dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi ketat oleh oleh dokter spesialis kulit.[6]
NVS/OTHR/062023/001