Pedoman Klinis Rectal Swab
Pedoman klinis untuk prosedur rectal swab atau apusan rektal adalah penggunaan alat swab seperti lidi kapas, yang kemudian dimasukkan ke dalam anus dan diputar 180° untuk mendapatkan sampel. Sampel perlu disimpan dalam tabung dingin dan dibawa ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut sesuai indikasi tiap pasien.[1-3,5,6]
Berikut beberapa poin pedoman klinis rectal swab yang perlu diperhatikan:
-
Rectal swab dapat bermanfaat untuk menemukan patogen infeksi pencernaan, baik bakteri seperti Enterococcus, Vibrio cholera, Clostridium difficile, Shigella, dan Campylobacter, ataupun virus seperti rotavirus dan parasit seperti cacing dan Giardia
-
Rectal swab juga bisa bermanfaat untuk menemukan patogen penyakit menular seksual tertentu, misalnya pada kasus chlamydial proctitis dan gonorrhea
- Secara garis besar prosedur rectal swab sama untuk seluruh patogen, yang berbeda adalah medium penyimpanan sampel dan pemeriksaan lanjutan apusan sesuai patogennya
- Pengambilan sampel dilakukan pada posisi yang sama dengan rectal toucher, menggunakan alat swab seperti lidi kapas yang dimasukkan ke dalam anus
- Sampel dapat diperiksa lebih lanjut dengan kultur, polymerase chain reaction, atau microbiota profiling sesuai kebutuhan masing-masing kasus[1-3,5,6]