Pendahuluan Pemeriksaan Lampu Wood
Pemeriksaan lampu Wood banyak digunakan untuk diagnosis kelainan kulit, seperti tinea versicolor, vitiligo, eritrasma, dan psoriasis. Lampu Wood menggunakan sinar ultraviolet gelombang panjang yang dapat mendeteksi fluoresensi pada kulit dan rambut yang terinfeksi jamur, bakteri, atau gangguan pigmentasi.
Cahaya lampu Wood berwarna ungu atau violet. Ketika dipajankan ke kulit yang normal, umumnya tidak terdapat fluoresensi. Namun, beberapa jenis bakteri, jamur, atau kelainan pigmentasi pada kulit dapat menimbulkan fluoresensi yang khas. Berbagai fluoresensi yang dihasilkan lampu Wood menjadikan pemeriksaan ini sebagai salah satu modalitas diagnostik non-invasif yang disukai.[1,2]
Sumber cahaya lampu Wood berasal dari filter yang terdiri dari barium silikat dan 9% nikel oksida yang memblokir sebagian besar spektrum gelombang elektromagnetik dan memungkinkan transmisi sinar UV. Lampu Wood menghasilkan gelombang ultraviolet yang kasat mata dengan panjang gelombang 340–450 nm. Fluoresensi jaringan terjadi saat sinar lampu Wood diserap dan dipancarkan kembali dengan panjang gelombang yang lebih panjang.[3,4]
Lampu Wood paling banyak digunakan pada bidang dermatologi, tetapi juga memiliki fungsi lain misalnya untuk menentukan margin bedah pada kasus melanoma. Sebelum pemeriksaan, edukasi pasien agar tidak menggunakan make-up, krim pelembab, dan losion, serta dianjurkan untuk tidak mencuci muka atau mandi sebelum pemeriksaan. Panaskan lampu sekitar 20–60 detik, kemudian lakukan pemeriksaan dalam ruangan gelap dengan jarak lampu ke permukaan kulit sekitar 10- 12,5 cm.[1,3]