Pendahuluan Rontgen Tangan
Rontgen tangan adalah suatu prosedur radiologi diagnostik untuk penilaian fraktur, dislokasi, dan trauma akut pada jari, tangan, pergelangan tangan, serta sebagian lengan bawah. Selain itu, rontgen tangan juga digunakan untuk mendeteksi kelainan degeneratif seperti osteoarthritis, gangguan metabolik seperti hiperparatiroidisme, serta infeksi dan tumor pada area tersebut.[1]
Rontgen tangan merupakan suatu modalitas pemeriksaan penunjang radiologis berbasis sinar-X yang berperan dalam evaluasi kelainan dan patologi pada struktur tulang dan jaringan lunak di tangan. Pemeriksaan rontgen tangan sering menjadi pemeriksaan inisial yang dipilih untuk menilai kelainan pada tangan. misalnya pada pasien yang mengalami nyeri setelah trauma untuk mengevaluasi fraktur, pada pasien dengan kecurigaan rheumatoid arthritis atau osteoarthritis, ataupun pada kasus kecurigaan massa.
Selain karena ketersediaan yang cukup luas, pemeriksaan rontgen tangan umumnya tidak memerlukan persiapan khusus, dapat dilakukan dengan waktu yang relatif singkat serta biaya yang relatif lebih murah.[1,2]
Meskipun demikian, rontgen tangan memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena pada tangan terdapat berbagai struktur yang bertumpang tindih, beberapa jenis fraktur tidak dapat terlihat secara jelas melalui rontgen tangan. Fraktur tulang lunatum, triquetrum, kapitatum, skafoid, dan hamatum sangat sulit didiagnosis melalui radiografi.
Radiografi konvensional juga memiliki sensitivitas yang rendah dalam mendeteksi fraktur stres dini (early stress fracture). Selain itu apabila pada rontgen tangan tampak area pembengkakan atau kelainan jaringan lunak (soft tissue swelling or abnormalities) yang mungkin menandakan adanya cedera jaringan lunak (soft tissue injury), sebaiknya dievaluasi dengan modalitas pencitraan yang lebih mutakhir, seperti MRI.[2]