Pedoman Klinis Latihan Penciuman
Latihan penciuman Komplikasi latihan penciuman atau olfactory/smell training merupakan terapi nonfarmakologi untuk pasien anosmia atau hiposmia. Pedoman klinis latihan penciuman adalah sebagai berikut:
- Indikasi utama latihan penciuman adalah pasien dengan disfungsi olfaktori akibat kerusakan epitel nasal yang terdapat reseptor olfaktori, misalnya pasca infeksi, pasca trauma, idiopatik, dan terkait Parkinson
- Pada gangguan olfaktori akibat lesi struktural, seperti rhinosinusitis kronik, polip nasal, atau tumor otak membutuhkan tindakan operatif terlebih dahulu sebelum latihan penciuman
- Latihan penciuman pada pasien anosmia pasca COVID-19 dianjurkan setelah mengalami gangguan penciuman selama >2 minggu.
- Peralatan yang perlu disiapkan adalah set odoran yang terdiri dari empat aroma dan penghitung waktu. Odoran yang disarankan adalah mawar, lemon, cengkeh, dan kayu putih
- Latihan penciuman dilakukan secara mandiri oleh pasien, 2 kali/hari, rutin setiap hari selama minimal 12 minggu
Hasil latihan penciuman tidak akan terlihat dalam waktu singkat/instan, sehingga pasien harus diberikan edukasi agar tidak kecewa atau stres berlebih jika progres yang dialami terasa lambat.[1-9]