Indikasi Pemeriksaan Penciuman
Indikasi pemeriksaan penciuman atau pemeriksaan fungsi penghidu adalah gangguan saraf olfaktori, akibat penyakit rinologis maupun penyakit saraf pusat. Contoh penyakit rinologis yang dapat menyebabkan gangguan penghidu adalah rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, atau rhinosinusitis kronik.[1,2,4]
Sementara, contoh gangguan saraf pusat adalah trauma kepala, penyakit neurodegeneratif, dan tumor otak. Keluhan penciuman tidak boleh diremehkan, sehingga pemeriksaan fungsi penciuman yang tepat menjadi penting. Pemeriksaan penciuman bertujuan untuk menentukan kebenaran keluhan pasien, memantau perkembangan fungsi penciuman pasien, dan menetapkan sifat spesifik gangguan penciuman.[1,2]
Penyebab Gangguan Penciuman
Secara umum, gangguan penciuman dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu:
- Gangguan konduktif yang disebabkan oleh disfungsi transpor odoran atau berkurangnya odoran yang sampai ke neuroepitel olfaktorius
- Gangguan sensorik yang disebabkan oleh kerusakan neuroepitel olfaktorius
- Gangguan saraf yang disebabkan kerusakan bulbus olfaktorius atau jalur sentral olfaktorius[4]
Indikasi Berupa Gangguan Kuantitatif Penciuman
Pasien dengan gangguan olfaktori dapat mengeluhkan kelainan kuantitas bau, seperti hiperosmia, hiposmia, atau anosmia. Pada hiperosmia, terjadi peningkatan sensitivitas terhadap bau, sedangkan pada hiposmia, terjadi penurunan sensitivitas terhadap bau.
Pada anosmia, pasien kehilangan kemampuan menghidu baik secara komplit maupun parsial. Beberapa pasien juga mengalami anosmia spesifik, yaitu kehilangan fungsi penghidu terhadap bau atau odoran yang spesifik.[2,5,6]
Indikasi Berupa Gangguan Kualitatif Penciuman
Pasien juga dapat mengalami gangguan kualitas (persepsi) bau yang disebut sebagai dysosmia. Dysosmia ini dapat berupa parosmia atau phantosmia.
Pada parosmia, bau dipersepsi secara berbeda dengan bau yang sebenarnya ada. Misalnya, bau makanan yang sedap justru tercium seperti bau busuk atau bau lain yang sangat tidak enak. Hal ini berbeda dengan phantosmia, di mana pasien mencium bau yang sebenarnya tidak ada (halusinasi).[2,5,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini