Teknik Blefaroplasti Kelopak Mata Bawah
Teknik blefaroplasti bawah dapat meliputi reseksi kulit dan/atau lemak adiposa, serta penguatan jaringan otot dan tendon yang sesuai.
Persiapan Pasien
Persiapan pasien preoperasi blefaroplasti bawah mencakup anamnesis dan pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan didokumentasikan secara lengkap, baik tertulis maupun fotografi. Informed consent tertulis didapatkan setelah tindakan operasi disetujui.[3]
Anamnesis
Anamnesis pasien preoperasi blefaroplasti bawah meliputi keluhan dan harapan pasien. Komorbiditas seperti hipertensi, diabetes mellitus, kelainan perdarahan, penyakit jantung, penyakit liver, alergi, dan penyakit tiroid digali.
Faktor yang dapat berisiko menyebabkan komplikasi adalah riwayat merokok, konsumsi alkohol, konsumsi obat dan suplemen terutama yang meningkatkan risiko perdarahan contohnya obat golongan antiplatelet seperti clopidogrel atau aspirin, atau supresor vitamin K seperti warfarin. Penyalahgunaan obat dan riwayat kesehatan jiwa juga perlu ditanyakan pada pasien.[3,4,8]
Konsumsi obat seperti niacin, echinacea, dan kava dapat meningkatkan risiko penyakit permukaan mata dan harus dihindari.[5]
Riwayat oftalmologi yang harus digali mencakup riwayat trauma atau operasi, gangguan penglihatan, glaukoma, dan mata kering. Riwayat operasi refraktori laser in-situ keratomileusis (LASIK) dalam 6 bulan terakhir meningkatkan risiko atau memperparah xeroftalmia.[3,8]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik preoperasi blefaroplasti bawah, dilakukan evaluasi tanda penuaan pada periorbita bawah. Di antaranya pipi turun dan jarak batas kelopak mata bawah ke pertemuan kelopak/pipi bertambah sehingga transisi kelopak ke pipi yang mulus hilang dan tampak demarkasi yang jelas antara kedua subunit (tear trough atau nasojugal groove).
Selain itu, terdapat kekenduran kelopak mata bawah, hipertrofi otot orbicularis, dan protrusi (pseudoherniasi) lemak orbita. Pada sebagian pasien juga terdapat festoon atau malar mound.[2,6,8]
Kekenduran kelopak mata bawah dapat ditemukan pada kulit (dermatochalasis) atau struktur di dalamnya (tendon canthus medial dan lateral), dan dapat dinilai di antaranya dengan pinch test, distraksi anterior, dan snap back test. Deteksi adanya scleral show dari limbus inferior ke tepi kelopak mata bawah.
Evaluasi analisis vektor dan canthal tilt. Catat bila terdapat asimetri. Uji forced duction kelopak bawah dilakukan pada pasien dengan riwayat blefaroplasti sebelumnya untuk menguji mobilitas kelopak dan mendeteksi parut lamella anterior atau tengah.[.[1,3,6,7-10]
Tekstur kulit juga dievaluasi sebagai faktor lain yang menentukan penampilan muda dan estetik. Perubahan lain akibat penuaan adalah penipisan kulit, perubahan pigmentasi, dan adanya rhytide.[2,3]
Pemeriksaan mata mencakup evaluasi visus, lapang pandang, dan fungsi motorik ekstraokuler. Uji Schirmer dapat dilakukan untuk mengeksklusi mata kering.[4,6,7,9]
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam prosedur blefaroplasti bawah meliputi:
- Instrumen bedah: pinset chirurgis, gunting, needle holder
- Pisau: biasanya no 15
- Benang: polidioksanon atau polypropylene 5-0 dan 6-0
- Kauter
- Corneal shield untuk melindungi mata[3,4]
Posisi Pasien
Pasien diposisikan tegak selama evaluasi dan desain preoperasi. Prosedur dilakukan dalam posisi supinasi.[4]
Prosedural
Prosedur blefaroplasti bawah terdiri dari pembuangan kulit berlebih, pemerataan otot, mengencangkan struktur suportif, dan membuang atau mereposisi lemak berlebih. Pendekatan operatif dapat dilakukan melalui kulit atau transkutaneus (insisi subsilier) atau transkonjungtiva.[1-3,11]
Blefaroplasti bawah dapat dikerjakan dalam anestesi lokal maupun umum. Keinginan pasien dan tingkat kerumitan operasi merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan jenis anestesi. Anestesi infiltrasi yang digunakan adalah lidokain 1% dengan epinefrin 1:200.000, dapat dicampur dengan sodium bikarbonat 8% dengan rasio 1:5.[4]
Setelah insisi dibuat, flap kulit dan otot diangkat. Eksisi lemak retroseptal dilakukan konservatif untuk menghindari skeletonisasi mata. Bila lemak hendak dipertahankan, orbital retaining ligament harus dilepaskan untuk memungkinkan mobilisasi dan transposisi lemak.[2,3]
Prosedur suspensi struktur suportif kelopak mata biasanya dilakukan dengan memfiksasi otot orbicularis. Pasien dengan kekenduran kelopak mungkin memerlukan prosedur canthopexy atau canthoplasty. Kulit berlebih dibuang secara konservatif. Setelah dilakukan kontrol perdarahan, kulit dijahit. Jahitan Frost dan tarsorafi lateral dapat dilakukan untuk mencegah malposisi dan chemosis.[2-4]
Sebagaimana blefaroplasti atas dilakukan sebagai bagian dari rejuvenasi periorbita atas, masalah yang ada pada pipi juga harus ditangani sebagai prosedur penyerta dari blefaroplasti bawah. Restorasi volume kelopak mata bawah dan pipi dapat dilakukan dengan prosedur adjuvan yaitu transposisi lemak, autograft lemak, dan injeksi filler.[2]
Blefaroplasti bawah dapat dikerjakan bersama dengan koreksi nasojugal groove atau tear trough, reseksi wedge pentagonal, suspensi otot orbicularis, lateral tarsal strip, canthopexy atau canthoplasty, suborbicularis oculi fat (SOOF) lift, dan midface lift. Tata laksana adjuvan untuk rejuvenasi periorbita bawah antara lain resurfacing kulit dengan laser atau peeling kimiawi.[1-3,6,10]
Follow up
Follow up pasca blefaroplasti bawah dilakukan pada hari ke-1, 7, 14, 28, dan bulan ke-6 pascaoperasi.[6]
Kompres dingin diaplikasikan setelah prosedur selama 24-72 jam pertama. Observasi dilakukan minimal 1-2 jam sebelum pasien pulang. Pasien diinstruksikan untuk elevasi kepala selama tidur dan menghindari aktivitas berat selama 10-14 hari.
Lubrikasi dengan air mata buatan dan pengolesan salep mata antibiotika direkomendasikan untuk semua pasien. Tetes mata antibiotika dengan/tanpa steroid diberikan 4 kali perhari selama minggu pertama untuk pasien dengan insisi konjungtiva. Jahitan diangkat pada hari ke-7.[4,10-11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja