Luka bakar kimia merupakan salah satu entitas trauma luka bakar yang membutuhkan penanganan secara khusus. Pedoman klinis penanganan luka bakar kimia terdiri dari menghilangkan agen kimia, menilai manajemen awal dan luka bakar inhalasi maupun luka bakar pada mata.
Epidemiologi Luka Bakar Kimia
Proporsi kejadian luka bakar kimia dari seluruh kasus luka bakar yang dirawat di rumah sakit sebenarnya tidak terlalu besar, yaitu antara 1% hingga 6%. Namun, perlu diingat bahwa banyak pula kasus luka bakar kimia minor yang tidak dirawat di rumah sakit. Selain itu, luka bakar kimia juga berpotensi menimbulkan morbiditas yang berat karena salah satu organ yang sering terkena adalah mata (50,16% pada korban laki-laki).[1-3]
Luka bakar kimia akibat siraman asam. Sumber: anonim, Openi, 2010.
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Hall AH, Mathieu L, Maibach HI. Acute chemical skin injuries in the United States: a review. Crit Rev Toxicol. 2018;48(7):540–54.
2. Bizrah M, Yusuf A, Ahmad S. An update on chemical eye burns. Eye. 2019;33(9):1362–77.
3. Koh DH, Lee SG, Kim HC. Incidence and characteristics of chemical burns. Burns. 2017;43(3):654–64.
4. Yin S. Chemical and common burns in children. Clin Pediatr (Phila). 2017;56(5_suppl):8S-12S.
5. Gnaneswaran N, Perera E, Perera M, Sawhney R. Cutaneous chemical burns: Assessment and early management. Aust Fam Physician. 2015;44(3):135–9.
6. Wang S, Dai G. Hydrofluoric acid burn. Can Med Assoc J. 2019 Mar 18;191(11):E314–E314.
7. Friedstat J, Brown DA, Levi B. Chemical, electrical, and radiation injuries. Clin Plast Surg. 2017 Jul;44(3):657–69.
8. Goverman J, Bittner EA, Friedstat JS, Moore M, Nozari A, Ibrahim AE, et al. Discrepancy in initial pediatric burn estimates and its impact on fluid resuscitation. J Burn Care Res. 2015;36(5):574–9.