Madu merupakan salah satu pilihan dressing untuk perawatan luka yang sudah digunakan selama ribuan tahun karena memiliki sejumlah karakteristik yang mendukung penyembuhan luka. Madu adalah zat makanan berbentuk cairan yang dibuat oleh lebah dari nektar atau sekresi tumbuhan.[9,10]
Sebelum digunakan untuk keperluan medis, madu disterilisasi dengan iradiasi gamma atau pasteurisasi untuk mencegah penyebaran spora bakteri ke luka. Pengolahan madu juga bertujuan untuk membatasi variabilitas antar spesimen serta mengurangi potensi reaksi alergi akibat lilin, kotoran, dan polen.[2]
Jenis madu yang banyak diteliti adalah madu Manuka dari Selandia Baru. Perkembangan teknologi telah mendukung munculnya berbagai dressing yang mengandung madu seperti Manukaguard, Medihoney, Algivon, dan Actilite. Madu tersedia dalam bentuk hidrokoloid, alginat, tulle sintetis, dan gel.[1-3]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Clark M, Adcock L. Honey for wound management: a review of clinical effectiveness and guidelines. Ottawa: CADTH; 2018 Nov.
2. Sundoro A, Nadia K, Nur A, Sudjatmiko G, Tedjo A. Comparison of physical–chemical characteristic and antibacterial effect between Manuka honey and local honey. Jurnal Plastik Rekonstruksi. 2012;1(3):341-7.
3. Minden-Birkenmaier BA, Bowlin GL. Honey-based templates in wound healing and tissue engineering. Bioengineering. 2018;5(46):1-27.
4. Leaper DJ, Schultz G, Carville K, Fletcher J, et al. Extending the TIME concept: what have we learned in the past 10 years? Int Wound J. 2012;9(Suppl. 2):1–19.
5. Jeffery S, Henry N, Radotra I. Properties and use of a honey dressing and gel in wound management. British Journal of Nursing. 2019;28(6):S30-5.
6. Deutsch CJ, Edwards DM, Myers S. Wound dressings. British Journal of Hospital Medicine. 2017;78(7):c103-9.
7. Shan Y. Medicinal honey in clinical practice: viable alternative or useful adjunct in wound care management? British Journal of Nursing. 2019;28(12):S23-30.
8. Ayu Diah KP, Sundoro A, Sudjatmiko G. Antibacterial activity of Indonesian local honey. Jurnal Plastik Rekonstruksi. 2012;1(2):177-81.
9. Yupanqui Mieles J, Vyas C, Aslan E, Humphreys G, Diver C, et al. Honey: An Advanced Antimicrobial and Wound Healing Biomaterial for Tissue Engineering Applications. Pharmaceutics 2022, 14, 1663. https://doi.org/10.3390/pharmaceutics14081663
10. Tashkandi, Hanaa. "Honey in wound healing: An updated review" Open Life Sciences, vol. 16, no. 1, 2021, pp. 1091-1100. https://doi.org/10.1515/biol-2021-0084