Bullae Luka Bakar: Apakah Harus Dipecahkan?

Oleh :
dr. Johannes Albert B. SpBP-RE

Penatalaksanaan bullae pada luka bakar merupakan topik yang telah sejak lama menimbulkan perdebatan ilmiah. Hal yang menjadi bahan perdebatan adalah perlu tidaknya bullae luka bakar dipecahkan. Artikel ini akan membahas mengenai rekomendasi tata laksana bullae luka bakar berdasarkan pedoman dan bukti ilmiah terkini.

Bullae merupakan salah satu tanda klinis yang sering ditemukan pada kasus luka bakar. Terbentuknya bullae pada kulit yang terbakar erat kaitannya dengan derajat kedalaman luka bakar dan patofisiologi yang menyertainya. Bullae terbentuk karena terpisahnya epidermis dengan dermis di bawahnya. Pada umumnya, bullae ditemukan pada luka bakar dengan kedalaman superficial-dermal hingga mid-dermal. Luka bakar yang mengenai sebagian ketebalan dermis, akan menyebabkan eksudasi yang cukup banyak akibat adanya cedera pada jaringan pembuluh darah di dermis. Eksudat yang terakumulasi akan mendorong lapisan epidermis di atasnya sehingga terbentuklah bullae.[1]

Cairan eksudat pada bullae luka bakar mengandung sitokin, mediator inflamasi, serta berbagai jenis protein. Kandungan pada cairan eksudat ini telah banyak diteliti dan menjadi sumber perdebatan ilmiah. Sebagian peneliti berpendapat bahwa kandungan bioaktif dalam cairan tersebut bermanfaat bagi penyembuhan luka, sehingga bullae sebaiknya dipertahankan. Sementara itu, beberapa peneliti lainnya memiliki pandangan yang bertolak belakang.[1-3]

Referensi